TEHERAN – Ketegangan antara Israel dan Iran semakin memuncak setelah serangan rudal balistik terbaru yang dilancarkan oleh Iran. Berdasarkan laporan dari kantor berita FARS, Iran mengklaim telah menggunakan rudal balistik jenis baru, Haj Qassem, dalam serangan besar-besaran yang diluncurkan pada Sabtu malam hingga Minggu (15/6/2025).
Rudal ini dinamakan sesuai dengan Qasem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds yang tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Irak pada 2020. Soleimani dikenal sebagai figur sentral dalam operasi militer Iran, terutama di kawasan Timur Tengah.
Fitur Canggih Rudal Haj Qassem
Menurut Jenderal Aziz Nasirzadeh, Menteri Pertahanan Iran, rudal Haj Qassem ini dilengkapi dengan teknologi canggih, yang membuatnya mampu menembus sistem pertahanan tinggi seperti THAAD (Terminal High Altitude Area Defense), yang dipasang oleh militer Amerika Serikat di Israel. THAAD dikenal sebagai salah satu sistem pertahanan rudal paling canggih yang digunakan untuk menghadang rudal balistik jarak jauh.
Rudal ini menggunakan bahan bakar padat dan memiliki jangkauan hingga 1.200 kilometer, cukup untuk mencapai berbagai titik di wilayah Israel dari lokasi peluncuran di Iran. Salah satu fitur utama dari Haj Qassem adalah kemampuan hulu ledaknya yang dapat bermanuver, memungkinkan rudal ini menembus sistem pertahanan rudal yang ada.
Selain itu, rudal ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi canggih yang memungkinkan serangan yang sangat presisi. Teknologi ini memungkinkan rudal untuk melawan peperangan elektronik, yang membuatnya semakin sulit untuk dihentikan oleh sistem pertahanan.
Serangan Mengguncang Israel
Sejak Jumat (13/6/2025), Iran telah meluncurkan beberapa gelombang serangan rudal dan drone yang menghantam wilayah Israel. Serangan pertama pada Sabtu malam (14/6/2025) menewaskan empat orang di wilayah utara Israel. Di kota Bat Yam, sebuah serangan lain menewaskan tiga orang lagi pada gelombang serangan berikutnya.
Polisi Israel melaporkan adanya kerusakan parah di sejumlah daerah, dan tim penyelamat masih bekerja keras untuk mencari korban yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Hingga saat ini, jumlah korban tewas akibat serangan ini sudah mencapai tujuh orang, dengan banyak lainnya terluka. Situasi di lapangan semakin menegangkan, dan ketidakpastian semakin besar.
Peringatan dari Israel
Serangan rudal Iran yang kali ini lebih terarah dan presisi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan militer Iran, yang sebelumnya sering mengandalkan serangan rudal dan drone dengan presisi lebih rendah. Hal ini tentunya membuat Israel semakin cemas, mengingat ancaman terhadap sistem pertahanan yang telah mereka bangun dengan biaya besar. THAAD, yang sebelumnya dianggap sebagai benteng pertahanan yang tak tertembus, kini terbukti bisa ditembus oleh teknologi baru yang dimiliki Iran.
Para pejabat militer Israel kini tengah memantau dengan cermat perkembangan situasi ini. Mereka tahu, jika serangan serupa terus berlangsung atau bahkan meningkat, Israel harus siap mengantisipasi serangan lebih lanjut dengan sistem pertahanan dan strategi yang lebih efisien. Namun, dengan kemampuan rudal baru yang dimiliki Iran, ancaman terhadap keamanan Israel semakin nyata.
Krisis yang Berlanjut
Selain ancaman rudal, ketegangan ini juga bisa menyebabkan dampak yang lebih luas, baik di Timur Tengah maupun dunia internasional. Konflik ini sudah menciptakan ketegangan yang mempengaruhi kestabilan kawasan, dan potensi eskalasi ke skala yang lebih besar sangat mungkin terjadi jika kedua negara tidak segera meredakan ketegangan.
Sejauh ini, Israel dan Iran belum memberikan indikasi untuk mengurangi ketegangan. Sementara itu, dunia internasional terus memantau dengan penuh perhatian, terutama negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, yang memiliki kepentingan strategis di kawasan ini.