TEHERAN, IRAN – Pemerintah Iran mengeluarkan peringatan keras kepada warganya untuk segera menghapus aplikasi pesan instan WhatsApp dari ponsel mereka. Tuduhan mengejutkan dilontarkan oleh otoritas penyiaran negara, IRIB, yang menyebut WhatsApp sebagai alat mata-mata Israel yang mengumpulkan data sensitif pengguna.
Langkah ini memicu kontroversi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.
Klaim Iran: WhatsApp Bocorkan Data ke Israel
Melalui siaran televisi nasional pada Selasa (18/6), IRIB mendesak masyarakat Iran untuk menghentikan penggunaan WhatsApp. Otoritas mengklaim bahwa aplikasi milik Meta Platforms ini mengumpulkan informasi pribadi, seperti lokasi dan metadata komunikasi, untuk diserahkan kepada badan intelijen Israel.
“Kami tidak melacak pesan pribadi yang dikirim orang satu sama lain. Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” bantah WhatsApp dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa sistem enkripsi end-to-end mereka menjamin privasi pengguna.
Meski tanpa bukti konkret, tuduhan ini mencerminkan kekhawatiran Iran terhadap keamanan digital di tengah konflik yang memanas. Serangan udara Israel pada Jumat (13/6) yang menargetkan fasilitas nuklir Iran, diikuti serangan balasan rudal balistik Iran, telah memperburuk situasi.
Meta Bantah Keras Tuduhan
Meta, perusahaan induk WhatsApp, mengecam tuduhan tersebut sebagai “laporan palsu” yang berpotensi digunakan untuk memblokir layanan mereka di Iran.
“Kami tidak melacak lokasi Anda secara presisi, tidak menyimpan log siapa saja yang saling berkirim pesan, dan tidak melacak pesan pribadi antar pengguna,” tegas WhatsApp. Perusahaan juga menegaskan komitmennya terhadap transparansi melalui laporan berkala selama lebih dari satu dekade.
Namun, pernyataan ini tampaknya belum meredakan kecurigaan pemerintah Iran. Sejak protes nasional pada 2022 pasca-kematian Mahsa Amini, Iran telah memblokir sejumlah platform digital, termasuk Instagram, Facebook, dan X. Meski demikian, banyak warga Iran masih mengakses aplikasi tersebut melalui VPN atau proxy.
Warga Iran Tetap Bergantung pada WhatsApp
WhatsApp tetap menjadi salah satu aplikasi pesan paling populer di Iran, bersaing ketat dengan Telegram dan Instagram. Bagi banyak warga, aplikasi ini adalah sarana komunikasi penting, terutama di tengah pembatasan internet yang ketat.
“Banyak warga Iran tetap menggunakan aplikasi terlarang dengan memanfaatkan proxy dan VPN untuk mengakses layanan yang diblokir pemerintah,” ungkapnya
Konflik Israel-Iran Memicu Ketegangan Digital
Larangan ini muncul di tengah eskalasi konflik Israel-Iran yang kian memanas. Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir di Natanz dan serangan balasan Iran ke markas Mossad di Tel Aviv telah menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil. Pemerintah Iran juga meminta pegawai negeri dan aparat keamanan untuk menghindari penggunaan perangkat pintar selama serangan udara berlangsung, menambah ketegangan di ranah digital.
Apa Selanjutnya untuk WhatsApp di Iran?
Langkah Iran ini menimbulkan pertanyaan besar Apakah tuduhan terhadap WhatsApp hanya paranoia atau ada dasar nyata? Sementara Meta berupaya menjaga kepercayaan pengguna, larangan ini dapat memperluas pembatasan akses internet di Iran, mempersulit komunikasi warga. Bagi pengguna WhatsApp di Iran, pilihan kini terbatas: mematuhi imbauan pemerintah atau terus menggunakan VPN untuk tetap terhubung.