JAKARTA – Proses identifikasi jenazah korban kebakaran Gedung Glodok Plaza menghadapi tantangan besar akibat kondisi jasad yang terbakar parah. RS Polri Kramat Jati pun memanfaatkan metode ilmiah seperti analisis gigi dan pemeriksaan DNA untuk mengungkap identitas para korban.
Kabid DVI Dokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa, hingga Minggu (19/1), pihaknya telah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian.
Namun, sebagian besar korban tidak memungkinkan untuk dikenali karena ketika ditemukan kondisinya telah sangat mengenaskan.
“Sebagainya kan kita enggak tahu karena kondisinya kan harus terbakar. Yang sulit dibedakan secara visual dan nanti itu kita butuhkan scientific ya. Misalnya secara ilmiah apakah jenazah atau bukan,” jelas Fauzi, pada Minggu (19/1)
Fauzi menyebutkan, tim DVI menggunakan analisis gigi untuk menentukan identitas korban. Gigi dapat memberikan informasi penting seperti usia dan ciri-ciri lainnya.
Menurut Fauzi, pemeriksaan pos antemortem juga akan dilakukan agar pihak keluarga dapat membawa sampel yang nantinya dapat dicocokkan identitas jenazah korban kebakaran.
“Kemudian dari properti didapat mungkin kalau masih ada tersisa ya kita upayakan kita analisa juga propertinya, pakaiannya dan lain sebagainya,” tambahnya.
Jika metode-metode tersebut tidak memberikan hasil, pemeriksaan DNA akan digunakan sebagai langkah terakhir.
“Kita minta data-data antemortemnya, data-data korban sebelum meninggal dunia,” jelas Fauzi.
Lebih lanjut, Fauzi menyebut, tidak menutup kemungkinan identitas korban juga bisa diketahui berdasarkan sidik jari. Hanya saja, hal itu sudah tidak dimungkinkan dengan kondisi korban yang sudah terbakar.
RS Polri Kramat Jati juga telah membuka pos antemortem sejak Kamis (16/1) untuk memfasilitasi keluarga korban memberikan sampel yang diperlukan. Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan untuk memastikan hasil identifikasi secara ilmiah.