PAPUA – Kepala Dinas Perhubungan Kota Jayapura, Justin Sitorus menjadi korban tembakan peluru nyasar i Kompleks Perumahan Pemda II Cigombong, Blok E No. 8, Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Istri korban Margaretha Veronika Kirana, mengungkapkan sebelum kejadian ia dan korban berkumpul untuk berdoa bersama di ruang tamu. Seluruh rangkaian acara berjalan lancar hingga euforia tahun baru mulai terdengar dari luar rumah saat mereka menyanyikan lagu penutup sekitar pukul 00.05 WIT.
Namun, suasana kebahagiaan mendadak berubah ketika mereka mendengar suara benda keras mengenai kaca.
“Ketika kami masih bernyanyi, tiba-tiba terdengar suara benda keras mengenai kaca. Tak lama kemudian, suami saya berteriak, ‘Saya ketembak!’ Padahal, ia duduk di sofa dekat pintu rumah, karena biasanya tidak tahan dengan cuaca panas,” katanya
Pada awalnya, keluarga mengira suaminya hanya bercanda. Namun, semakin jelas bahwa Justin terus berteriak kesakitan, mengatakan bahwa ia terkena tembakan.
Margaretha segera memeriksa kondisi suaminya dan membuka tangan yang memegang dadanya. Betapa terkejutnya ia melihat ada darah dan sebuah lubang di dada Justin, yang diduga akibat peluru.
“Saya langsung memeluk suami yang sudah pucat. Kami segera membawanya ke rumah sakit,” ujar Margaretha.
Sebelum pergi, ia sempat melihat bekas runtuhan plafon di kursi tempat suaminya duduk. Saat memeriksa lebih dekat, ia menemukan bahwa plafon rumah berlubang, dengan ukuran yang sama dengan proyektil peluru tersebut. “Karena darah yang banyak di dadanya, kami langsung menuju rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis,” tambahnya.
Setibanya di rumah sakit, Justin langsung menjalani rontgen dan operasi pada 1 Januari 2025. Setelah operasi selesai, pada 2 Januari 2025, Justin diperbolehkan pulang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Penemuan Proyektil Peluru
Pada saat membersihkan rumah, anak Margaretha menemukan sebuah proyektil peluru yang terjatuh di rumah mereka. “Anak saya bertanya, ‘Mama, ini benda apa?’ dan saya langsung memberi tahu suami,” kata Margaretha. Keluarga pun segera menghubungi menantu mereka yang merupakan anggota polisi, yang kemudian menghubungi Polsek Abepura untuk melakukan pengecekan. Hasilnya, proyektil tersebut diduga milik anggota Polri.
“Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut pada plafon yang berlubang, ditemukan bahwa peluru tersebut berasal dari euforia Tahun Baru 2025. Kami langsung melaporkan kejadian ini ke Polresta Jayapura Kota,” ujar Margaretha.
Harapan untuk Proses Hukum dan Keamanan Kota
Pihak Polresta Jayapura Kota segera merespons laporan mereka dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Berdasarkan keterangan polisi, peluru nyasar tersebut bukan berasal dari tembakan orang tak dikenal, melainkan akibat kegembiraan warga yang menyambut tahun baru.
“Jika pelaku sudah diketahui, kami berharap proses hukum dilakukan. Jika peluru itu milik institusi tertentu, kami meminta keterbukaan informasi,” tegas Margaretha. Ia juga berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di Kota Jayapura, agar tidak ada lagi korban peluru nyasar akibat salah penggunaan senjata api.