JENEWA – Ketegangan Timur Tengah, konflik Iran-Israel semakin memanas. Kali ini menyusul pernyataan tegas dari Menteri Luar Negeri Iran, Sayed Abbas Araghchi, yang mengutuk keras aksi militer Israel.
Dalam forum Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Jumat (20/6), Araghchi menilai serangan Israel sebagai bentuk “perang sewenang-wenang dan kriminal” yang tak bisa dibiarkan begitu saja.
Pernyataan itu datang di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas dampak eskalasi kekerasan di kawasan.
Araghchi menyebut Israel telah menargetkan fasilitas sipil termasuk rumah sakit, pusat kesehatan, dan bahkan gedung Kementerian Luar Negeri Iran. Ia juga menyoroti kerusakan terhadap fasilitas nuklir sipil Iran yang berada di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
“Ratusan rekan saya tewas dan terluka,” ungkap Araghchi di hadapan para delegasi, seraya menyebut serangan tersebut sebagai “kejahatan perang serius” yang berpotensi menimbulkan bencana lingkungan dan ancaman kesehatan publik.
Pernyataan ini mempertegas tudingan Iran bahwa agresi Israel bukan hanya militeristik, tapi juga melanggar norma kemanusiaan dan hukum internasional.
Serangan Israel Dikecam Sebagai Pelanggaran Piagam PBB
Dalam pemaparannya, Araghchi menuding Israel telah secara terang-terangan melanggar Pasal 2(4) Piagam PBB, yang melarang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional. Ia menekankan bahwa Iran memiliki hak penuh untuk mempertahankan diri sesuai Pasal 51 piagam tersebut.
“Iran sedang membela diri terhadap serangan biadab…dengan segala kekuatan. Ini adalah hak kami,” tegas Araghchi.
Ia menyerukan agar masyarakat internasional tidak tinggal diam. Menurutnya, dunia kini menghadapi ujian besar terhadap efektivitas sistem perlindungan HAM yang telah dibangun sejak berakhirnya Perang Dunia II.
“Jika ada penggunaan sistem dan mekanisme mahal yang telah kita ciptakan selama delapan dekade terakhir untuk menjaga hak asasi manusia dan martabat, sekaranglah saatnya untuk melakukannya,” tambahnya penuh tekanan.
Respons Israel: Tuduhan dan Ketegangan Diplomatik Meningkat
Pidato Araghchi memantik respons cepat dari Israel. Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa, Daniel Meron, menyatakan keberatan keras terhadap kehadiran dan pernyataan Iran dalam forum tersebut.
Meron menyayangkan absennya Israel dalam forum dan meminta mitra Eropa untuk bersikap lebih tegas terhadap Iran.
Ia mendesak agar negara-negara Eropa mendukung penghentian total program nuklir Iran, membongkar sistem peluncur rudal balistik, serta menghentikan dukungan regional Iran yang disebut meresahkan.
Ketegangan ini menunjukkan bahwa konflik Iran-Israel telah merambah ke level diplomatik tertinggi, memicu ketidakpastian baru di forum-forum multilateral.
Kecaman terhadap Israel yang dilakukan secara terbuka di forum PBB memberi tekanan baru terhadap konsensus global mengenai tanggung jawab dan perlindungan warga sipil di masa konflik bersenjata.***