Makarya: Toko Buku yang Menjadi Ruang Diskusi dan Titik Temu Kreativitas

JAKARTA – Konsep toko buku di dalam toko buku masih tergolong jarang ditemui di Indonesia. Namun, Makarya telah membuka jalan dengan menjadi toko buku kecil yang berada di dalam Gramedia Matraman, Jakarta Timur.

Dengan suasana yang lebih intim dan personal serta koleksi buku yang terkurasi, Makarya menawarkan cara baru dalam menampilkan karya. Buku-buku lama, yang biasanya akan disingkirkan atau disimpan di gudang karena kurang diminati, justru mendapatkan tempat istimewa di sini.

“Fokus utama Makarya bukanlah penjualan buku, melainkan pengalaman menjelajah. Kami menyusun buku dengan cara yang berbeda dan menyelenggarakan program-program unik, agar setiap pengunjung dapat merasakan hal baru setiap kali berkunjung,” kata Tomi Wibisono, pendiri Makarya, setelah acara grand opening pada Selasa (11/2).

Makarya juga berusaha menghadirkan tantangan yang berbeda dari toko buku pada umumnya. “Kami ingin menunjukkan bagaimana buku lama bisa tetap bertahan. Di sini, tidak selalu harus ada buku baru yang masuk,” jelasnya, dilansir dari detik.

Menurutnya, buku yang lebih lama justru perlu mendapatkan ruang untuk dihargai lebih dalam. “Toko buku ini menjadi wadah bagi banyak orang yang bermimpi bisa datang dan membaca. Ketika saya berbincang dengan penulis, banyak buku yang butuh lebih dari sekadar waktu singkat untuk dihargai,” lanjut Tomi.

Selain itu, Makarya juga berperan sebagai melting pot, yakni tempat bertemunya berbagai pembaca buku serta ruang bagi mereka untuk berbagi pengetahuan.

“Kami merasa penting untuk menyediakan ruang komunitas yang bisa memberi pengunjung rasa keterikatan dan kenyamanan dalam beraktivitas,” ujar Immaculata Adhista, Staf Business Development Grup Penerbitan Gramedia, yang juga terlibat dalam pendirian Makarya.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Rahmat Indriani, pendiri Smiljan Coffee, yang turut bekerja sama sebagai kolaborator di Makarya. “Makarya telah menjadi rumah kedua, tempat di mana orang bisa bertemu tanpa merasa terbebani. Ada pengalaman sensori yang khas ketika berada di sini,” tambahnya.