JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa pasokan bawang merah secara nasional dalam kondisi mencukupi dan stabil.
Setelah sempat mengalami gejolak harga menjelang dan pasca-Lebaran 2025, tren harga kini mulai menunjukkan penurunan secara bertahap di sejumlah pasar utama.
Fluktuasi harga yang sempat terjadi disebabkan belum pulihnya aktivitas jual-beli pasca-libur Lebaran, serta masih terbatasnya tenaga kerja distribusi di tingkat pasar induk dan eceran.
Namun, dengan mulai pulihnya ritme logistik dan perdagangan, pasokan bawang merah mulai lancar kembali.
“Kami memastikan bahwa pasokan bawang merah secara nasional dalam kondisi aman. Meskipun sempat terjadi dinamika harga menjelang dan sesudah Lebaran,” kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Andi Muhammad Idil Fitri, dalam keterangan tertulis, Minggu (6/4/2025).
Sentra Produksi Mulai Panen
Menurut Kementan, Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) yang menjadi tolok ukur harga nasional kini kembali mendapatkan suplai yang stabil dari sentra produksi utama.
Aktivitas distribusi yang sempat terhambat akibat cuti bersama kini berangsur pulih, seiring berakhirnya masa libur Idul Fitri.
“Seiring berakhirnya masa libur, distribusi dari sentra produksi menuju pasar-pasar utama mulai kembali meningkat. Pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), yang menjadi barometer harga nasional, terus menunjukkan tren positif,” jelas Idil.
Berdasarkan sistem pemantauan Early Warning System Bawang Merah Nasional, produksi bawang merah siap konsumsi pada bulan April 2025 diperkirakan mencapai lebih dari 100.000 ton.
Jumlah ini dinilai mampu mengamankan pasokan di pasar dan menekan kenaikan harga.
Kementan menyebutkan bahwa sejumlah daerah penghasil bawang merah seperti Indramayu, Pantura, Solok, dan Bandung Raya sedang memasuki masa panen raya.
Ini menjadi faktor penting dalam mempercepat normalisasi pasokan ke pasar-pasar utama.
“Pasokan April pasca-Lebaran secara umum aman. Banyak panenan dari Indramayu, Pantura, Solok, dan Bandung Raya yang siap mengamankan pasokan nasional,” ucap Idil.
Kementerian juga menegaskan bahwa pihaknya terus menjalin koordinasi erat dengan pemerintah daerah, serta para petani unggulan atau Champion bawang merah, guna memastikan distribusi tetap lancar dan stok tersedia secara merata.
Jaga Kestabilan Harga dan Pasokan
Sebagai bentuk antisipasi dan respons terhadap gejolak harga pangan pasca-lebaran, Kementan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menjaga rantai pasok.
Fokus utama adalah mempercepat distribusi dari petani ke pedagang serta mencegah spekulasi harga yang merugikan konsumen.
“Langkah itu dilakukan untuk memastikan distribusi berjalan lancar, menjaga stabilitas harga, serta menjamin ketersediaan bawang merah bagi masyarakat,” ujar Idil.***