JAKARTA – Pada pertengahan Januari 2025, Indonesia menghadapi sejumlah bencana alam yang berdampak signifikan, baik bencana geologi maupun hidrometeorologi. Pemerintah pusat dan daerah bekerja keras untuk meminimalisir dampak serta melindungi keselamatan masyarakat terdampak.
Erupsi Gunungapi Ibu dan Evakuasi Warga
Pos Pemantauan Gunungapi (PGA) Ibu melaporkan bahwa sejak Sabtu (18/1) pagi hingga pukul 08.19 WIT, Gunungapi Ibu mengalami 11 kali erupsi. Kolom abu yang teramati memiliki ketinggian antara 500 hingga 700 meter di atas puncak. Menyikapi kondisi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat untuk melakukan evakuasi warga dari enam desa di Kecamatan Tabaru, termasuk Desa Sangaji Nyeku, Desa Sosangaji, Desa Tuguis, Desa Togoreba Sungi, Desa Borona, dan Desa Todoke. Tim gabungan yang terdiri dari 260 personel dari TNI, Polri, Satpol PP, dan tenaga medis telah diterjunkan untuk mendukung proses evakuasi yang diperkirakan akan selesai dalam dua hari, mulai Jumat (17/1). BNPB memastikan akan terus memantau situasi dan memenuhi kebutuhan warga yang terdampak selama status awas tetap berlaku.
Banjir di Sumatera dan Wilayah Lainnya
Di luar bencana geologi, bencana hidrometeorologi berupa banjir juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Di Sumatera Utara, hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (14/1) menyebabkan banjir di Kabupaten Batubara. Lima kecamatan terendam dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Sebanyak 3.111 rumah dan 212 hektar sawah terendam. BPBD Kabupaten Batubara mengirimkan bantuan 2.000 karung goni, mendirikan dua tenda pengungsian, dan mengerahkan perahu fiber untuk mengevakuasi warga terdampak. Banjir di wilayah ini masih berlangsung hingga Jumat (17/1), dan BPBD setempat terus melakukan pemantauan.
Banjir juga melanda Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara. Namun, hingga Sabtu (18/1), kondisi di tiga wilayah ini mulai berangsur surut. BPBD mengimbau warga untuk tetap waspada karena cuaca yang masih berawan.
Sementara itu, banjir rob di Provinsi Riau mempengaruhi Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Kampar, dan Kuantan Singingi. Banjir akibat pasang surut air laut merendam 57 rumah di Kecamatan Tenayan Raya, dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter hingga Jumat (17/1). Selain itu, banjir di Kabupaten Kuansing merendam 37 rumah dan berdampak pada 148 jiwa, sementara banjir di Kabupaten Kampar menggenangi 208 rumah yang melibatkan 1.217 jiwa. BPBD setempat terus melakukan pemantauan dan memberikan bantuan sembako serta akses mobilisasi.
Di Kota Bandar Lampung, banjir yang terjadi pada Jumat (17/1) menyebabkan satu warga dinyatakan hilang, sementara satu warga lainnya meninggal akibat sengatan listrik. Peristiwa ini melanda 11 kecamatan di Kota Bandar Lampung setelah hujan intensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut. Hingga Sabtu (18/1), proses pencarian korban dan pertolongan kepada warga terdampak masih terus dilakukan.
Banjir di Sulawesi Selatan dan Laporan Terkini
Di Sulawesi Selatan, banjir yang dipicu oleh jebolnya tanggul di Kabupaten Luwu Utara merendam 177 rumah. Selain kerugian materil, banjir juga merusak sejumlah fasilitas publik, termasuk tiga unit fasilitas ibadah, dua fasilitas pendidikan, satu fasilitas kesehatan, dan satu kantor desa. Lahan pertanian dan perkebunan juga terdampak, dengan 229 hektar lahan pertanian dan 164 hektar lahan perkebunan yang terendam.
Berdasarkan laporan terbaru dari BPBD di beberapa wilayah, banjir di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Brebes mulai surut, meskipun pemantauan dan kewaspadaan tetap diperlukan.
Peringatan Dini BMKG dan Imbauan BNPB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca pada Sabtu (18/1), mengingat potensi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang di beberapa wilayah seperti Aceh, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana banjir susulan. Masyarakat diminta untuk mempersiapkan rencana evakuasi serta kebutuhan darurat seperti obat-obatan dan makanan. Pemerintah daerah juga diminta untuk memperhatikan kondisi peralatan dan melakukan pemantauan terhadap wilayah berisiko tinggi bencana.
Penting bagi masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dan instruksi dari petugas berwenang guna mengurangi potensi dampak bencana lebih lanjut.