BANDUNG – Persib Bandung menjalin kerjasama dengan Bank Dunia untuk mengoptimalkan pengelolaan Stadion GBLA agar lebih berkelanjutan dan berdampak ekonomi bagi Kota Bandung.
Dalam diskusi ini turut melibatkan Pemerintah Kota Bandung selaku pemilik stadion serta DPRD Kota Bandung. Dengan hak pengelolaan GBLA selama 30 tahun melalui PT Persib Gelora Sawarga, Persib memiliki visi besar untuk menjadikan GBLA tidak sekadar sebagai tempat pertandingan, tetapi juga pusat bisnis dan pariwisata yang aktif sepanjang tahun.
GBLA Menuju Standar Global dengan Konsep Stadion Modern
Deputy CEO PT PBB, Adhitia Putra Herawan, menegaskan komitmen Persib dalam mengembangkan GBLA sebagai pusat olahraga dan hiburan terintegrasi. Mengacu pada stadion-stadion kelas dunia, GBLA diharapkan mampu menyediakan berbagai fasilitas bisnis dan rekreasi yang menarik pengunjung setiap hari, bukan hanya saat pertandingan berlangsung.
Sebagai inspirasi, Tottenham Hotspur Stadium di Inggris telah membuktikan bahwa stadion bisa menjadi destinasi wisata dengan restoran serta tur stadion yang ramai dikunjungi. Sementara itu, Mercedes-Benz Stadium di Amerika Serikat menerapkan konsep harga ramah penggemar untuk makanan dan minuman, menjadikannya daya tarik tersendiri. Konsep serupa berpotensi diadopsi GBLA untuk meningkatkan nilai ekonominya.
Infrastruktur dan Akses Transportasi Jadi Fokus Utama
Dalam diskusi ini, salah satu proyek utama yang dibahas adalah pembangunan training center yang akan mendukung peningkatan kualitas latihan Persib serta menjadi fasilitas pengembangan sepak bola di Jawa Barat. Selain itu, optimalisasi akses transportasi publik di sekitar GBLA turut menjadi perhatian.
Berbagai solusi mobilitas sedang dikaji, termasuk konektivitas dengan Kereta Commuter Lokal, Woosh (Kereta Cepat Jakarta-Bandung), serta moda transportasi umum lainnya. Tujuannya adalah mempermudah akses suporter dan pengunjung ke stadion.
Rumput Standar Eropa hingga Stadion Pendamping
Direktur Utama PT PBB, Glenn Sugita, mengungkapkan ambisi untuk meningkatkan kualitas rumput GBLA agar setara dengan standar Eropa. Ahli rumput dari lapangan golf akan dilibatkan guna memastikan kondisi lapangan tetap prima sepanjang musim kompetisi.
Di sisi lain, stadion pendamping yang terletak di kompleks GBLA tengah dalam tahap perbaikan. Saat ini, stadion tersebut sudah bisa digunakan untuk latihan, namun peningkatan fasilitas masih terus dilakukan. Ditargetkan sebelum Liga 1 2024/2025 berakhir, stadion ini sudah siap digunakan untuk latihan rutin skuad Persib.
Prospek Training Center dan Potensi Nama Baru GBLA
Meskipun berbagai proyek tengah berjalan, pembangunan training center Persib masih membutuhkan waktu sekitar tiga tahun. Hal ini disebabkan oleh faktor pemadatan lahan yang masih dalam proses, perencanaan desain, serta pencarian sponsor.
Jika Persib berhasil menjuarai Liga 1 2024/2025 secara berturut-turut, peluang mendapatkan sponsor besar kian terbuka, termasuk untuk hak penamaan stadion. Salah satu nama yang mencuat adalah Allianz, perusahaan asuransi asal Jerman yang telah menjadi sponsor berbagai stadion top dunia, seperti Allianz Arena di Jerman. Jika kerja sama ini terealisasi, bukan tidak mungkin GBLA akan berganti nama menjadi Allianz GBLA Stadium.
Dengan sederet rencana ambisius ini, GBLA kian dekat untuk menjadi stadion modern bertaraf internasional. Jika semua proyek terealisasi, Persib bukan hanya akan memiliki stadion berkualitas tinggi, tetapi juga menjadi pelopor dalam pengelolaan stadion berkelanjutan di Indonesia.