BOGOTA – Profil Miguel Uribe Turbay, senator berpengaruh dari Partai Centro Democrático dan bakal calon presiden Kolombia 2026.
Saat ini tengah dirawat intensif setelah menjadi korban penembakan brutal pada Sabtu (7/6/2025).
Peristiwa mengerikan itu terjadi di kawasan Modelia, Bogotá, saat ia sedang berkampanye.
Miguel Uribe, yang tertembak di kepala dan dada, kini dalam kondisi kritis dan dirawat di Klinik Santa Fe.
Serangan terhadapnya langsung mengguncang panggung politik Kolombia yang tengah memanas.
Penembakan terhadap Uribe Turbay tak hanya mengejutkan publik, tetapi juga membangkitkan kembali luka lama dalam sejarah keluarganya.
Ia adalah anak dari Diana Turbay, jurnalis terkemuka yang tewas akibat peluru nyasar dalam upaya penyelamatan dari penculikan oleh jaringan Pablo Escobar pada 1991.
Tragedi ini meninggalkan jejak mendalam dalam hidup Miguel, yang saat itu masih berusia lima tahun.
Lahir dari keluarga berdarah politik dan jurnalisme, Miguel Uribe Turbay membawa warisan besar sekaligus beban sejarah.
Sebagai cucu mantan Presiden Julio César Turbay Ayala dan keturunan keluarga imigran Lebanon, ia tumbuh di tengah dinamika kekuasaan dan trauma kekerasan.
Warisan itu membentuk karier politiknya yang kini sedang diuji oleh kekerasan baru menjelang pemilu.
Jejak Darah Politik: Anak Jurnalis Tewas Ditembak 1991
Miguel Uribe Turbay lahir di Bogotá pada 28 Januari 1986.
Karier politiknya dibangun di atas fondasi keluarga yang berpengaruh: sang kakek, Julio César Turbay Ayala, pernah memimpin Kolombia pada 1978–1982.
Sedangkan ibunya, Diana Turbay, adalah jurnalis yang menjadi korban kebrutalan masa narkoterorisme.
Ayahnya, Miguel Uribe Londoño, aktif di dewan kota Bogotá dan Senat. Darah politik mengalir kuat dalam dirinya, meskipun jalan yang ditempuh tak bebas dari duka.
Keluarga Turbay memiliki akar dari imigran Lebanon dan dikenal sebagai klan yang erat dengan Partai Liberal.
Meski demikian, Miguel justru memilih jalur berbeda: pada 2018 ia bergabung dengan Partai Centro Democrático, poros kanan yang diasosiasikan dengan mantan Presiden Álvaro Uribe Vélez.
Ia juga merupakan sepupu kedua dari Paola Turbay, jurnalis sekaligus finalis Miss Universe 1992.
Pendidikan Elit, Karier Politik Muda, dan Kepemimpinan Awal
Pendidikan Miguel Uribe Turbay dimulai dari Colegio Los Nogales di Bogotá.
Ia kemudian meraih gelar sarjana hukum dan master kebijakan publik dari Universidad de los Andes, serta melanjutkan studi ke Harvard University untuk program Master Administrasi Publik.
Pendidikan itu menjadi fondasi kokoh dalam membangun karier politik yang berbasis kebijakan dan manajemen institusi.
Karier politiknya dimulai pada usia muda. Pada 2012, ia menjadi anggota Dewan Kota Bogotá dan sempat menjabat sebagai presidennya pada 2014.
Kepemimpinannya diapresiasi berbagai kalangan media sebagai “anggota dewan paling menonjol.”
Tahun 2016, ia ditunjuk menjadi Sekretaris Pemerintahan Bogotá, posisi strategis yang membawanya pada isu-isu pembangunan dan keamanan kota.
Namun, masa jabatannya tak lepas dari polemik. Dalam satu kasus kontroversial terkait feminisida, ia sempat dikecam publik.
Meski tidak terlibat langsung, Miguel secara terbuka meminta maaf dan menegaskan komitmennya terhadap keadilan dan perlindungan hak perempuan.
Langkah Menuju Puncak: Senator Terpopuler dan Capres Favorit
Setelah gagal dalam pemilihan Wali Kota Bogotá 2019, Miguel kembali bangkit.
Pada Pemilu 2022, ia mencetak prestasi dengan menjadi peraih suara terbanyak untuk Senat Kolombia, yakni 226.922 suara, melalui kampanye bertema “Primero Colombia.”
Di Senat, Miguel dikenal lantang menolak kebijakan Presiden Gustavo Petro, terutama soal reformasi pajak dan pensiun.
Pada 4 Maret 2025, Miguel Uribe Turbay resmi mengumumkan niatnya maju sebagai bakal calon presiden.
Ia bersaing dengan sesama tokoh Centro Democrático seperti María Fernanda Cabal dan Paloma Valencia.
Sejumlah survei internal partai menunjukkan Miguel sebagai kandidat terkuat.
Gaya komunikasinya yang tajam dan pandangannya yang konservatif menjadikannya suara sentral oposisi.
Serangan Tragis: Luka Politik Lama yang Terulang
Penembakan terhadap Miguel Uribe dilakukan oleh seorang remaja berusia 15 tahun yang membawa pistol Glock 9mm.
Pelaku langsung ditangkap, dan investigasi masih berlangsung untuk mengungkap apakah ada dalang di balik aksi ini.
Serangan ini mengingatkan publik pada era kekerasan politik yang merenggut nyawa tokoh seperti Luis Carlos Galán.
Presiden Gustavo Petro pun mengecam insiden ini, menyebutnya sebagai ancaman terhadap demokrasi.
Ia bahkan membatalkan agenda luar negerinya demi menggelar rapat keamanan nasional.
“Kami berdiri bersama keluarga Turbay dalam masa sulit ini,” ujar Petro.
Istri Miguel, María Claudia Tarazona, memohon doa dari masyarakat.
Di luar Klinik Santa Fe, para pendukung menggelar aksi doa dan solidaritas, menyalakan lilin sebagai simbol harapan.
Gema Kekerasan dan Masa Depan Demokrasi Kolombia
Serangan terhadap Miguel Uribe Turbay mencerminkan betapa rapuhnya demokrasi Kolombia di tengah polarisasi politik.
Centro Democrático menyebut serangan ini sebagai “serangan terhadap institusi demokrasi.”
Sementara tokoh dari berbagai spektrum ideologi menyerukan agar kekerasan politik tak terulang lagi.
Di mata publik, Miguel adalah simbol generasi baru yang memadukan tekad perubahan dengan warisan sejarah.
Namun kini, nyawanya dipertaruhkan di meja operasi, dan masa depan politik Kolombia pun turut dipertaruhkan.***