JAKARTA – Tim gabungan dari Pos TNI Angkatan Laut (Posal) Kuala Tungkal bersama Basarnas dan Polair Polda Jambi berhasil menemukan serta mengevakuasi nelayan yang menjadi korban tabrakan kapal di perairan Kampung Laut, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi.
Insiden ini melibatkan kapal nelayan dan Kapal Tongkang (TK) Fiona 2501 yang ditarik oleh Tug Boat (TB) Trans 58 pada Minggu, 2 Maret 2025.
Kronologi Kecelakaan Laut
Kejadian bermula saat Posal Kuala Tungkal menerima laporan tentang kecelakaan di perairan Kampung Laut.
Kapal TB Trans 58/TK Fiona 2501, yang bertolak dari Pekanbaru pada 27 Februari 2025, mendekati perairan tersebut pada 2 Maret sekitar pukul 11.30 WIB.
Di lokasi, dua perahu nelayan tengah menjaring ikan menggunakan alat tangkap trawl.
Menurut keterangan saksi, Kapal TB Trans 58 telah membunyikan sirine sebanyak lima kali sebagai peringatan.
Demi menghindari tabrakan, kapal tersebut juga bermanuver ke kiri. Namun, salah satu perahu nelayan justru tetap maju hingga mendekati bagian depan tongkang.
Akibatnya, kapal TB tidak dapat menghindar lebih jauh, meskipun mesinnya telah dihentikan. Tongkang tetap melaju, sehingga perahu nelayan terseret dan masuk ke bawahnya.
Tabrakan tersebut menyebabkan tiga awak perahu nelayan jatuh ke laut dan sempat dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan pun segera dikerahkan untuk melakukan pencarian.
Proses Evakuasi dan Penemuan Korban
Upaya pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan membuahkan hasil. Pada Senin, 3 Maret 2025, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Keesokan harinya, Selasa, 4 Maret 2025, dua korban lainnya juga ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Seluruh jenazah kemudian dievakuasi ke RS Daud Arif, Kuala Tungkal, Jambi, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga untuk prosesi pemakaman.
Komandan Posal Kuala Tungkal, Kapten Laut (P) Agus Toha, menegaskan bahwa koordinasi cepat antara TNI AL, Basarnas, dan Polair Polda Jambi berperan besar dalam keberhasilan operasi pencarian ini.
“Kami selalu siap siaga dalam menjalankan misi kemanusiaan, terutama dalam pencarian dan penyelamatan di laut,” ujarnya.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menegaskan bahwa TNI AL akan terus hadir untuk membantu masyarakat maritim, terutama dalam situasi darurat seperti kecelakaan di laut.
“Kami berkomitmen untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, baik dalam penegakan hukum di laut maupun dalam misi kemanusiaan seperti ini,” ungkap Kasal Muhammad Ali.
Insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak akan pentingnya keselamatan di laut, terutama dalam interaksi antara kapal nelayan dan kapal besar. Koordinasi, kewaspadaan, serta kepatuhan terhadap aturan pelayaran menjadi kunci untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang.***




