WASHINGTON, DC, AS — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta masyarakat sipil agar segera meninggalkan Teheran. Permintaan tersebut memicu ketegangan internasional dan spekulasi mengenai potensi konflik baru antara AS dan Iran.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump pada Senin, 16 Juni 2025, melalui akun media sosial resminya.
“Kepada rakyat Iran di Teheran, pergilah sekarang selagi kalian masih punya waktu,” tulis Trump dalam unggahan yang langsung menjadi pusat perhatian global.
Namun hingga kini belum ada penjelasan resmi dari Gedung Putih terkait alasan perintah evakuasi tersebut, memperbesar tanda tanya mengenai ancaman yang dimaksud dan memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Ketegangan Lama AS-Iran Kembali Memanas
Hubungan Amerika Serikat dan Iran telah lama berada di titik panas, khususnya sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir JCPOA pada 2018, di masa pemerintahan Trump. Langkah itu disusul oleh penerapan sanksi ekonomi yang mendorong Iran memperkuat program nuklirnya.
Menurut analis politik internasional, Dr. Reza Hidayat, pernyataan Trump kemungkinan besar merupakan strategi tekanan.”Trump dikenal dengan pendekatan diplomasi yang tidak konvensional. Ini mungkin upaya untuk memprovokasi reaksi dari Teheran atau mengalihkan perhatian dari isu domestik AS,” ujarnya.
Respons Warga Teheran dan Komunitas Global
Di dalam negeri Iran, perintah Trump justru memicu reaksi penolakan.”Kami tidak akan lari dari tanah kami sendiri hanya karena perintah dari Trump,” ujar Mohammad Reza, seorang pedagang di pasar utama Teheran, seperti dikutip dari kantor berita IRNA.
Pemerintah Iran menyatakan bahwa tidak ada ancaman langsung yang terdeteksi dan menyebut pernyataan Trump sebagai bentuk provokasi. Sementara itu, komunitas internasional mulai bersuara. PBB dan Uni Eropa menyerukan agar semua pihak menahan diri.
“Kami memantau situasi dengan cermat dan meminta klarifikasi resmi dari AS terkait pernyataan ini,” kata juru bicara Sekjen PBB, Stéphane Dujarric, dalam keterangannya.
Iran Minta Sidang Darurat PBB
Sebagai respons diplomatik, Iran telah mengajukan permintaan resmi kepada Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang darurat guna membahas tindakan yang disebut sebagai provokasi oleh Amerika Serikat.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada informasi resmi apakah perintah Trump didasarkan pada ancaman militer, laporan intelijen, atau sekadar bagian dari retorika politik. Beberapa sumber di Washington menyebut adanya aktivitas mencurigakan di fasilitas nuklir Iran, namun laporan tersebut belum dapat diverifikasi.