TEHERAN, IRAN — Sedikitnya 30 pesawat tanker milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dilaporkan melintasi Samudra Atlantik menuju wilayah timur pada Minggu 15 Juni. Manuver ini memicu spekulasi global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Berdasarkan data dari Flightradar24 dan laporan The War Zone menunjukkan bahwa armada pesawat tanker jenis KC-135 Stratotanker dan KC-46 Pegasus bergerak dari pangkalan udara di Amerika Serikat menuju wilayah Eropa dan Timur Tengah.
“Kami melihat jumlah penerbangan tanker yang tidak biasa, jauh lebih banyak dari aktivitas rutin,” ungkap seorang analis militer, dikutip dari The War Zone.
Tanda Persiapan Operasi Militer?
Pesawat tanker berperan vital dalam operasi militer modern karena mampu mengisi bahan bakar jet tempur di udara. Kehadiran 30 tanker sekaligus dalam satu hari mengindikasikan potensi operasi udara berskala besar.
Hingga kini, USAF belum memberikan keterangan resmi. Namun, sejumlah pengamat menduga manuver ini berkaitan dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menyusul sejumlah insiden diplomatik yang melibatkan negara-negara kunci di kawasan tersebut.
“Pengerahan tanker dalam jumlah besar seperti ini biasanya mendahului atau mendukung operasi militer signifikan,” kata seorang sumber intelijen kepada The War Zone.
Ketegangan Timur Tengah Memuncak
Konflik di Timur Tengah kembali memanas menyusul eskalasi pernyataan dari Iran, Israel, dan aktor proksi di wilayah tersebut. Penambahan kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan dinilai memperburuk dinamika.
Analis dari Janes Defense Weekly menyebutkan bahwa pengiriman tanker ini bisa menjadi bagian dari strategi proyeksi kekuatan militer.
“Ini adalah sinyal kepada sekutu dan lawan bahwa AS siap mendukung operasi udara kapan saja,” ujarnya.
Pentagon Masih Bungkam
Pentagon belum memberikan pernyataan rinci. Sejauh ini, hanya pernyataan umum yang dirilis.
“Kami secara rutin melakukan rotasi dan penerbangan untuk mendukung operasi global kami,” kata juru bicara Departemen Pertahanan AS.
Pernyataan tersebut belum cukup menjawab berbagai spekulasi yang muncul di publik dan media sosial.
Reaksi dan Analisis
Di media sosial, khususnya platform X, warganet berspekulasi bahwa ini adalah sinyal persiapan perang.
“30 tanker dalam satu hari? Ini bukan latihan biasa,” tulis salah satu akun anonim.
Namun, sejumlah pakar meminta masyarakat tidak terburu-buru menarik kesimpulan. Dr. Andi Widjajanto, pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, mengatakan
“Kita perlu melihat konteks lebih luas. Bisa jadi ini hanya untuk mendukung latihan NATO di Eropa Timur.”
Situasi Akan Terus Dipantau
Manuver udara besar ini masih menyisakan banyak tanda tanya. Publik internasional kini menanti apakah akan ada langkah lanjutan dari AS atau respons dari negara-negara lain, terutama di Timur Tengah dan Eropa Timur.