MAKKAH – Wakil Menteri Agama RI, Romo HR Muhammad Syafi’i, menekankan pentingnya menjaga kesehatan bagi jemaah haji, terutama menjelang fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Dalam kunjungannya ke Hotel 312 Rhab Almahabah di kawasan Syisyah, Makkah, Minggu (1/6/2025), Wamenag mengajak para jemaah lansia untuk tetap beribadah dengan tenang di dalam hotel sebagai langkah menjaga kebugaran.
Imbauan tersebut disampaikan dalam rangkaian kunjungan bersama rombongan Amirul Hajj yang terdiri dari tokoh-tokoh penting, seperti Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Katib ‘Am PBNU KH Ahmad Said Asrori, Penasihat Khusus Presiden Muhajir Effendy, serta para staf dan tenaga ahli Kemenag.
Dalam suasana penuh kehangatan, Wamenag menegaskan bahwa seluruh fasilitas pelaksanaan ibadah haji tahun ini telah ditangani pemerintah secara maksimal, mulai dari hotel hingga konsumsi dan transportasi.
“Semua fasilitas yang menunjang kesempurnaan haji telah ditangani oleh pemerintah. Maka tugas Bapak/Ibu sekarang adalah menjaga kesehatan diri, terutama menjelang puncak haji ini. Untuk yang lansia, sebaiknya ibadah di hotel saja,” tutur Wamenag dikutip dari Laman Kemenag.
Kenyamanan Jemaah Haji Kian Terjamin
Wamenag menuturkan bahwa jemaah Indonesia saat ini mendapatkan layanan terbaik sepanjang sejarah pelaksanaan haji.
Ia membandingkan kondisi masa kini dengan pengalamannya saat berhaji pertama kali pada tahun 1995 di usia 37 tahun.
“Hotelnya itu jauh lebih baik dari rumah saya,” kelakarnya, disambut tawa para jemaah.
Kala itu, ia menginap di lantai sembilan gedung tanpa lift, bersama 14 orang lainnya dalam satu kamar.
Sebagai ketua rombongan, ia juga harus mengurus jemaah yang sakit, bahkan sampai harus menggendong mereka ke ambulans.
Ia juga mengenang peristiwa saat mengangkat koper hingga mimisan dan bajunya berlumuran darah, namun justru pengalaman tersebut menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang membawanya berhaji hingga lima kali.
Menjaga Semangat dan Merawat Kemabruran
Dalam kesempatan yang sama, Wamenag kembali mengingatkan agar semangat beribadah tetap dijaga.
Menurutnya, menjaga kesehatan dan semangat merupakan bagian dari upaya merawat kemabruran haji yang tak hanya bersifat spiritual, tapi juga sosial.
“Bapak/Ibu harus bertekad sungguh-sungguh, sepulang dari Haji, kita harus menjadi lebih baik, sebagai wujud dari menjaga kemabruran haji,” katanya.
Ia pun berpesan agar jemaah tidak silau pada jabatan, kekayaan, atau ilmu dunia, tetapi menjadikannya alat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Kemabruran, lanjutnya, dapat dilihat dari peningkatan kualitas ibadah kepada Tuhan dan manfaat sosial yang ditularkan kepada masyarakat sekitar.
Karena itu, ia berharap transformasi spiritual selama berhaji dapat berlanjut dalam kehidupan sehari-hari setelah kembali ke tanah air.
Petugas Kesehatan Diminta Proaktif
Menutup arahannya, Wamenag mengingatkan para petugas kesehatan agar tak sekadar menunggu, melainkan aktif mendatangi jemaah, khususnya yang sudah tidak bisa bergerak bebas.
“Layani kesehatan jemaah dengan baik, kalau perlu datangi ke kamar hotelnya. Kontrol kondisinya dan beri pelayanan kesehatan yang terbaik.”
“Kalau sudah tidak dapat ditangani, yakinkan jemaah lalu antar ke rumah sakit,” pungkasnya.***