JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak petani milenial di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk berperan aktif dalam percepatan swasembada pangan, sebagai bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dalam kunjungannya ke Business Development Services Providers (BDSP) P4S Sintario, yang merupakan bagian dari Program YESS Kementerian Pertanian, Sudaryono menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas strategis seperti padi dan jagung. Menurutnya, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas dan akses produksi untuk mendukung para petani, mengingat peran Banyuwangi yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan pangan, terutama untuk Pulau Bali.
“Kami mengajak petani milenial untuk bekerja bersama kami. Pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarana, mulai dari pupuk, bibit unggul, teknologi mekanisasi, hingga kepastian harga panen untuk gabah dan jagung. Kami berharap dengan dukungan ini, percepatan swasembada pangan dapat terlaksana lebih cepat,” ungkap Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, pada Minggu (5/1).
Sudaryono juga menyampaikan bahwa pemerintah telah meningkatkan volume pupuk yang disediakan untuk mencapai 9,55 juta ton, lebih tinggi dibandingkan dengan volume awal yang hanya 4,5 juta ton. Selain itu, pembangunan irigasi juga menjadi perhatian pemerintah untuk mendukung kelancaran produksi pertanian, termasuk di Banyuwangi.
“Kami berharap besar karena bibit, pupuk, hingga pembangunan irigasi sudah kami persiapkan agar sektor pertanian bisa lebih berperan dalam percepatan swasembada. Jadi, setelah panen, segera tanam lagi, dan kami berharap dapat hasil panen lebih cepat,” tambahnya.
Bagi Sudaryono, petani milenial memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya melalui pemanfaatan teknologi dan mekanisasi. Ia juga menambahkan, sejauh ini lebih dari 200 ribu petani milenial di seluruh Indonesia telah mengikuti program YESS, dengan beberapa di antaranya bahkan sudah berhasil mengekspor hasil pertanian mereka.
“Banyuwangi memiliki akselerasi yang sangat cepat dalam mengembangkan sektor pertanian, meskipun baru-baru ini bergabung dalam program YESS,” kata Sudaryono.
Selain itu, Wamentan juga menegaskan bahwa pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) telah menetapkan perbaikan dan normalisasi irigasi sebagai prioritas. Ia meminta kepala daerah untuk segera mengajukan usulan agar seluruh lahan pertanian memiliki akses pengairan yang memadai.
“Presiden menginstruksikan kepada Kementan dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk memastikan semua pembangunan irigasi dilakukan oleh pemerintah pusat. Dengan Inpres ini, kami yakin panen petani Banyuwangi akan semakin baik dan produksi semakin lancar,” ujar Sudaryono.
Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa pada 2024, sekitar 9.000 petani milenial dari Banyuwangi telah bergabung dalam program YESS. Ia berharap program ini terus berkembang dengan semakin banyaknya bantuan dan fasilitas yang disediakan pemerintah pada tahun 2025.
“Pada 2024, kami telah berhasil merekrut 9.000 petani milenial di Banyuwangi. Kami juga akan mendampingi mereka dalam pengembangan komoditas kopi, buah naga, serta komoditas pangan lainnya yang siap untuk diekspor,” kata Idha.
Program YESS bertujuan menciptakan petani muda yang berdaya saing dan mandiri, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam ketahanan pangan nasional dan mendukung kesuksesan swasembada pangan di Indonesia.