JAKARTA – Sering kali, perempuan yang berhasil menembus batas stereotipe gender diasosiasikan dengan sosok Srikandi, tokoh perempuan dalam kisah Mahabharata yang dikenal dengan nilai-nilai emansipasi. Jika di India ada Srikandi yang mahir dalam memanah, Indonesia memiliki Aura Rahmi Ramadana, seorang perempuan yang ahli dalam mengendalikan “ular besi”—rangkaian kereta listrik LRT Jabodebek.
Meskipun harus menghadapi berbagai tantangan di dunia yang didominasi pria, Aura tidak pernah memadamkan impiannya untuk menjadi masinis. “Bagi saya, menjadi masinis bukan sekadar karier, melainkan bentuk pelayanan untuk masyarakat, dan itu memberikan makna mendalam dalam hidup saya,” kata Aura Rahmi Ramadana mengenai profesinya.
Perjalanan karier Aura menuju impian ini juga tak terlepas dari kebijakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berkarier di bidang perkeretaapian. Aura berharap kisahnya dapat menginspirasi, terutama perempuan, untuk mengejar impian serupa.
Proses Panjang Menjadi Masinis
Putri asal Baturaja, Sumtera Selatan ini menceritakan perjalanan panjangnya menuju profesi masinis. Ia menjalani serangkaian proses seleksi yang ketat, mulai dari tes administrasi, kesehatan, psikologi, hingga wawancara. Setelah diterima, Aura menjalani pelatihan intensif, termasuk teori, praktik lapangan, dan simulasi pengoperasian kereta. Pelatihan ini bahkan membawanya hingga Malaysia untuk belajar tentang cara mengoperasikan kereta.
Pelatihan yang diikuti Aura mencakup beberapa program, di antaranya pelatihan awak sarana perkeretaapian tingkat pertama dengan penggerak listrik di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Bekasi, pelatihan awak sarana perkeretaapian tingkat pertama di LRT Sumatera Selatan, serta pelatihan profesional Metro Train Driver di Prasana Malaysia Berhad. Ia juga mengikuti pelatihan Diklat SOP Train Attendant Sistem Grade of Automation (GoA) 3 Divisi LRT Jabodebek.
“Setelah dinyatakan lulus, saya resmi diangkat menjadi masinis muda,” ujar Aura. Berkat pelatihan ini, Aura kini memiliki kemampuan untuk mengoperasikan LRT Jabodebek yang berbasis sistem otomatis dan manual, serta memahami keselamatan operasional dan penanganan situasi darurat.
Seluruh fasilitas yang diberikan oleh KAI, termasuk gaji, tunjangan kesehatan, dan program kesejahteraan lainnya, membuat Aura merasa dihargai atas tanggung jawab besar yang diembannya. Ini memotivasinya untuk bekerja dengan dedikasi penuh demi kelancaran perjalanan dan keselamatan penumpang.
Transformasi Transportasi Publik
Walaupun profesi masinis kini telah tercapai, Aura tetap berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Menurutnya, menjadi masinis adalah bentuk pelayanan kepada masyarakat, dan ia kini fokus pada pemanfaatan teknologi dalam transformasi transportasi publik, khususnya perkeretaapian.
Ia berharap dapat memperdalam pengetahuan tentang sistem kereta otomatis (driverless) untuk mendukung peningkatan efisiensi dan keamanan perkeretaapian, serta berkontribusi dalam pengembangan moda transportasi serupa di masa depan. Tak hanya itu, Aura juga ingin membagikan pengalaman dan pengetahuannya kepada generasi muda, terutama perempuan, agar semakin banyak yang berminat berkarier di sektor transportasi publik.
Aura mengingatkan perempuan untuk tidak takut bermimpi besar, meskipun apa yang mereka impikan dianggap tidak umum. Ia membuktikan sendiri bahwa perempuan bisa berperan besar, khususnya dalam dunia transportasi. Kunci keberhasilannya adalah keyakinan pada diri sendiri, kegigihan untuk terus belajar, dan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Dengan menjadi masinis, Aura merasa dapat membantu mobilitas masyarakat, baik untuk pekerjaan, pendidikan, maupun menjaga silaturahmi antar keluarga yang terpisah oleh jarak. “Melalui pekerjaan ini, saya dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat,” ungkap Aura.