JAKARTA – Pembangunan jembatan satwa lokasi Tol IKN Seksi 3B menjadi langkah strategis Waskita Karya dalam memastikan proyek infrastruktur tetap bersahabat dengan alam.
Jembatan sepanjang 81,6 meter ini dibangun di Segmen KKT Kariangau–Simpang Tempadung, Kalimantan Timur, untuk menjadi koridor aman bagi satwa endemik Kalimantan.
Kehadiran fasilitas lintas satwa ini tak hanya mencerminkan teknologi konstruksi berkelanjutan, tetapi juga komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Dalam kawasan hutan lindung Sungai Wein, yang berada dekat dengan proyek Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) Seksi 3B, macan dahan, bekantan, orangutan, hingga beruang madu kini mendapat ruang aman untuk bermigrasi.
Jembatan ini didesain untuk menghubungkan dua bukit yang selama ini menjadi habitat utama berbagai satwa liar Kalimantan.
“Jembatan ini menyambungkan antara bukit dengan bukit, untuk memudahkan perpindahan hewan-hewan yang berhabitat di hutan lindung Sungai Wein,” ujar Ermy Puspa Yunita, Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dalam keterangannya dari Jakarta, Kamis (21/5).
Infrastruktur Ramah Ekosistem
Jembatan satwa ini dirancang dalam dua lintasan berbentuk terowongan yang ditimbun dengan material ramah lingkungan.
Bukan sekadar struktur beton biasa, Waskita Karya memilih mortar busa sebagai pengganti timbunan tanah—sebuah teknologi ringan yang minim dampak pada lingkungan sekitar.
Pendekatan ini memperlihatkan bahwa pembangunan jalan tol pun dapat tetap menyatu dengan ekosistem hutan tropis.
“Waskita tidak hanya mengerjakan proyek infrastruktur, tapi juga memiliki kepedulian untuk menjaga ekosistem dan lingkungan.”
“Perseroan menyadari, tidak hanya manusia yang membutuhkan fasilitas jalan aman dan nyaman, hewan pun membutuhkannya,” tegas Ermy.
Dikerjakan Dekat Habitat Liar
Lokasi proyek yang berada tepat di koridor lintas satwa menjadikan proses pembangunan jembatan ini cukup kompleks.
Pihak Waskita Karya memastikan bahwa konstruksi dilakukan dengan memperhatikan kebiasaan hewan-hewan penghuni hutan, agar tidak menimbulkan gangguan terhadap aktivitas mereka.
Nilai proyek yang mencapai Rp2,6 triliun tersebut menjadi bagian dari paket pekerjaan Tol IKN Seksi 3B.
Meski berada di kawasan sensitif, Waskita tetap menargetkan jembatan ini rampung tepat waktu pada Agustus 2026, tanpa mengabaikan kualitas dan standar keselamatan lingkungan.
Jalan Tol Berwawasan Konservasi
Pembangunan jembatan satwa ini diharapkan menjadi preseden penting dalam pembangunan infrastruktur nasional ke depan.
Waskita Karya menekankan bahwa pembangunan jalan tol tak harus bertentangan dengan konservasi alam. Justru, kolaborasi keduanya dapat menjadi solusi inovatif untuk pembangunan berkelanjutan.
Dengan pendekatan ekoteknologi konstruksi, jembatan satwa di proyek Tol IKN ini bukan hanya penghubung antara dua bukit, tapi juga simbol harmonisasi antara pembangunan dan pelestarian.***