WASHINGTON – Ketegangan terjadi dalam pidato Presiden Donald Trump di Gedung Capitol pada Selasa (4/3/2025). Anggota DPR dari Partai Demokrat, Al Green, dikeluarkan dari ruang sidang setelah melancarkan protes terhadap presiden.
Dilaporkan Al Jazeera, insiden bermula saat Trump baru memulai pidatonya. Green, legislator asal Texas, secara terang-terangan meneriaki dan mencemooh presiden. Ia bahkan menggoyangkan tongkatnya sebagai bentuk protes di tengah meningkatnya ketegangan politik antara Partai Demokrat dan Republik.
“Anda tidak punya mandat,” teriak Green sambil berdiri dan mengacungkan tongkatnya.
Ketua DPR Mike Johnson beberapa kali memperingatkan Green untuk menjaga ketertiban. Namun, Green tetap menolak duduk.
Dalam situasi yang semakin panas, Johnson akhirnya menginstruksikan petugas keamanan untuk mengeluarkan Green dari ruang sidang.
“Menemukan bahwa para anggota terus terlibat dalam gangguan yang disengaja dan terpadu terhadap kesopanan yang pantas, ketua sekarang memerintahkan petugas keamanan untuk memulihkan ketertiban,” kata Johnson.
“Singkirkan pria ini dari ruang sidang,” lanjutnya.
Green, yang sebelumnya vokal dalam seruan pemakzulan Trump, tetap mempertahankan sikapnya.
“Presiden mengatakan bahwa ia memiliki mandat, dan saya menegaskan bahwa ia tidak memiliki mandat untuk memotong Medicaid,” ujarnya kepada wartawan, merujuk pada program kesehatan bagi 80 juta warga berpenghasilan rendah.
Medicaid menjadi isu utama bagi Demokrat, yang khawatir akan pemotongan dana di bawah kepemimpinan Partai Republik.
“Adalah penting untuk memberi tahu orang-orang bahwa ada beberapa dari kita yang akan menentang presiden ini,” tegas Green.
Pengusiran Green menjadi perhatian utama dalam sidang tersebut. Sejumlah anggota Kongres mencemoohnya, sementara yang lain bertepuk tangan sebagai bentuk dukungan. Bahkan, beberapa anggota Partai Republik menyanyikan lagu “Nah, nah, nah, nah, hey, hey, goodbye” saat Green dikawal keluar.
Trump sendiri menanggapi insiden ini dengan nada sinis, menyebutnya sebagai bentuk ketidaksetujuan Partai Demokrat terhadap dirinya.
Aksi Green terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Partai Demokrat dan Republik. Selama pidato Trump, beberapa anggota Demokrat lainnya juga melancarkan protes dan cemoohan.
Menurut pengamat politik, protes Green mencerminkan kekecewaan Partai Demokrat terhadap kebijakan Trump, yang mereka anggap tidak mewakili kepentingan rakyat. Namun, Partai Republik menilai tindakan Green sebagai penghinaan terhadap lembaga Kongres dan presiden.
Insiden ini memicu perdebatan soal etika dan tata tertib dalam sidang Kongres. Apakah protes seperti yang dilakukan Green masih dapat ditoleransi, atau perlu aturan lebih ketat untuk menjaga ketertiban?
Sejumlah analis politik memperkirakan ketegangan ini akan semakin memperburuk situasi politik di AS dan berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan.