SURABAYA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya mengungkap kronologi wafatnya calon haji asal Sidoarjo, Nur Fadilah (46), yang meninggal dunia saat penerbangan menuju Madinah, Kamis (8/5/2025) pagi waktu setempat. Almarhumah tergabung dalam Kloter 20.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo, menjelaskan bahwa Nur Fadilah memiliki riwayat penyakit diabetes dan hipertensi, namun dinyatakan sehat saat berangkat.
“Sekitar pukul 05.30 waktu setempat, almarhumah izin ke toilet. Setelah 30 menit tidak kembali, suaminya menyusul dan mendapati dalam keadaan tidak sadarkan diri,” kata Sugiyo saat ditemui wartawan di Asrama Haji Surabaya, Jumat (9/5/2025).
Berdasarkan laporan medis yang diterima, almarhumah didiagnosis mengalami henti jantung di dalam pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV5323. Jenazahnya kemudian disalatkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di Pemakaman Baqi, Madinah, Jumat (9/5).
Sugiyo menambahkan bahwa jemaah yang wafat setelah memasuki Embarkasi Surabaya tetap berhak atas asuransi sebesar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2025. Selain itu, pihak maskapai turut memberikan kompensasi bagi jemaah yang meninggal di dalam penerbangan.
Di sisi lain, hingga saat ini enam calon haji ditunda keberangkatannya karena alasan kesehatan. Dua di antaranya berasal dari Kloter 20, yakni Asmaun Hudah (70), warga Sidoarjo, yang mengalami demam dan sesak napas, serta mahram yang mendampinginya. Asmaun saat ini dirawat di RSUD Haji Surabaya.
Sebelumnya, dua calon haji dari Kloter 6 dan 14 juga tertunda keberangkatannya karena kondisi serupa. Mereka adalah Muhari Karimun (64) asal Kediri dan Ummu Sofiyah (51) asal Gresik, yang masing-masing juga didampingi mahram.