JAKARTA – Pemerintah resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dimulai pada 10 Februari 2025. Program ini diharapkan menjadi solusi preventif dalam menekan angka penyakit katastropik yang masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat.
Menurutnya, pemeriksaan rutin sangat krusial dalam mengurangi risiko penyakit serius yang kerap terlambat terdeteksi.
“Pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga yang berulang tahun adalah upaya untuk melakukan tindakan preventif dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Dengan momentum ulang tahun, masyarakat akan lebih mengingat pentingnya melakukan medical check-up secara berkala,” ujar Kurniasih melalui keterangan pers, Selasa (11/2/2025).
Fakta Penyakit Katastropik
Berdasarkan data WHO, penyakit katastropik seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.
Statistik menunjukkan bahwa 37% kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, 13% akibat kanker, serta 6% karena diabetes.
Melalui program ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala guna mendeteksi penyakit sejak dini dan mengurangi risiko komplikasi yang fatal.
“Program ini bisa menjadi titik awal bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri dengan rutin melakukan medical check-up dan menerapkan pola hidup sehat,” tambah Kurniasih.
Dalam pelaksanaannya, kesiapan fasilitas kesehatan menjadi perhatian utama. Kurniasih menekankan perlunya peningkatan infrastruktur di Puskesmas agar dapat memberikan layanan optimal bagi masyarakat.
“Kita harus memastikan bahwa Puskesmas memiliki sarana dan prasarana yang memadai, termasuk tenaga kesehatan yang cukup untuk melayani masyarakat,” tegasnya dikutip Parlementaria.
Sebagai bentuk pengawasan, Komisi IX DPR RI telah melakukan inspeksi di beberapa daerah di luar Pulau Jawa, seperti Aceh, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan, untuk mengevaluasi kesiapan infrastruktur dalam mendukung program pemeriksaan gratis ini.
Wilayah 3T
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi program ini adalah ketimpangan akses layanan kesehatan, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kurangnya fasilitas kesehatan di daerah-daerah tersebut dapat menghambat efektivitas program, sehingga diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan.
Kurniasih menekankan bahwa program ini harus didukung oleh kampanye masif agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan pemeriksaan medis berkala.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Program ini bisa menjadi titik awal bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri dengan rutin melakukan medical check-up dan menerapkan pola hidup sehat,” pungkasnya.***