KAIRO, MESIR – Puluhan WNI peserta Konvoi Global ke Gaza terjebak di Kairo setelah hotel mereka digerebek polisi dan bus pengantar dibatalkan secara tiba-tiba. Mereka kini dikawal ketat dengan ancaman deportasi, seperti yang diungkapkan aktris Ratna Galih melalui Instagram, Senin (16/6/2025).
“Pagi-pagi hotel kami digerebek lebih dari 20 polisi dengan tiga mobil. Bus kami tiba-tiba batal mengantar dan kini kami dikawal ketat polisi tak bisa ke mana-mana. Jika kami tinggalkan Kairo atau dekati Global March mereka ancam akan menangkap kami. Beberapa aktivis Malaysia sudah dideportasi,” tulis Ratna Galih.
Selain Ratna Galih, sejumlah tokoh lain seperti Zaskia Adya Mecca Wanda Hamidah Hamidah Rachmayanti Irvan Farhad dan Muhammad Hibbatur Rahman juga terlibat dalam aksi ini. Mereka kini menghadapi isolasi dan tekanan psikologis di ibu kota Mesir dengan nasib yang belum jelas.
Konvoi Global ke Gaza dan Ketegangan Regional
Konvoi Global ke Gaza merupakan inisiatif LSM internasional yang bertujuan mendesak Israel membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun Mesir yang mengelola perbatasan Rafah melarang aktivitas tanpa izin resmi sesuai regulasi keamanan nasional. Ketegangan bertambah setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada 11 Juni 2025 meminta Mesir memblokir pergerakan aktivis menuju Gaza.
Aksi ini melibatkan sekitar 4000 aktivis dari 80 negara dan mendapat perhatian internasional luas. Akun X marchtogaza2025 menyerukan solidaritas global dengan pesan “Pemerintah boleh diam tapi kami tidak #MarchToGaza terus berlanjut apakah kamu akan berdiri bersama kami untuk keadilan”.
Respons Pemerintah Indonesia
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui juru bicara Rolliansyah Roy Soemirat menegaskan aksi ini adalah inisiatif pribadi bukan kegiatan resmi pemerintah. “Partisipasi WNI adalah pilihan individu namun kami selalu mengimbau untuk mempertimbangkan keamanan dan mematuhi hukum setempat,” ujar Roy
KBRI Kairo terus memberikan pendampingan maksimal kepada sepuluh WNI yang kini berada di bawah pengawasan ketat polisi Mesir. Roy juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum Mesir dengan menyatakan “Setiap negara memiliki aturan dan WNI wajib mematuhinya.”
Komitmen Indonesia untuk Palestina
Meski menghadapi tantangan ini Indonesia tetap konsisten mendukung perjuangan Palestina. Pada 17 sampai 20 Juni 2025 Indonesia akan menggalang dukungan internasional melalui High Level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine di New York untuk memperjuangkan pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat.
Nasib WNI di Kairo Antara Solidaritas dan Risiko
Sepuluh WNI masih terjebak di Kairo menunggu solusi dari KBRI dan otoritas Mesir. Kisah mereka menjadi cerminan semangat kemanusiaan yang penuh risiko sekaligus pengingat pentingnya koordinasi dan kepatuhan terhadap hukum internasional dalam aksi solidaritas global.