JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif pada perdagangan hari ini, Rabu (19/03/2025).
Menjelang penutupan sore ini, IHSG di level 6.314, naik 91,44 basis poin atau setara 1,47% (15.15 WIB).
Penguatan IHSG ini tentu menggembirakan mengingat penurunan tajam pada perdagangan hari sebelumnya.
IHSG menurun drastis 7,1 persen pada perdagangan Selasa (18/3/2025), yang memicu aksi jual besar-besaran di pasar surat utang dan semakin menekan nilai tukar rupiah.
Akibat tekanan tersebut, rupiah kini mendekati level Rp16.500 per dolar AS, menandakan kondisi ekonomi yang masih rentan terhadap gejolak pasar global.
Terkait penurunan IHSG yang cukup tajam pada Selasa, Aninda Mitra, Head of Asia Pacific Macro Strategy di Bank of New York (BNY) Singapura mengungkapkan dampaknya tak akan merambat jauh.
Ia menerangkan, likuiditas dolar AS yang cukup serta kepemilikan asing yang rendah dalam Surat Berharga Negara (SBN) menjadi faktor stabilisasi di tengah ketidakpastian pasar.
“Saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan tekanan kecil, namun masih diragukan apakah tekanan ini akan menyebar luas ke pasar valas dan obligasi,” ujar Mitra dilansir Bloomberg, Rabu (19/03/2025).
Ia menambahkan bahwa regulasi ketat terkait repatriasi devisa memberikan dukungan terhadap ketersediaan dolar AS di dalam negeri.
Selain itu, kepemilikan asing di SBN yang saat ini hanya sekitar 15 persen dari total outstanding, jauh di bawah puncak sebelum pandemi yang mencapai 40 persen, mengurangi potensi risiko arus modal keluar dalam jumlah besar.
Dengan fundamental ekonomi yang masih terjaga dan kebijakan moneter yang fleksibel, gejolak di pasar saham dan valuta asing tidak akan berlangsung dalam jangka panjang.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk mencermati perkembangan kebijakan ekonomi dan faktor global yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar ke depan.
Bantahan Sri Mulyani
Sementara itu, penguatan IHSG pada perdagangan Rabu, sudah diprediksi sebelumnya karena dipicu oleh respons positif pasar terhadap klarifikasi pemerintah terkait isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Hal ini seperti disampaikan Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan jika mampu bertahan di atas level 6.270.
“Jika kembali ke atas 6.270, IHSG berpeluang melanjutkan intraday rebound ke kisaran 6.300-6.330 hari ini,” ujar Valdy dalam risetnya, Rabu (19/3/2025).
Valdy juga menambahkan bahwa IHSG memiliki resistance di level 6.370 dan support di level 6.100.
Menurut Valdy, kenaikan IHSG ini didorong oleh respons positif pasar terhadap klarifikasi pemerintah terkait isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Pada Selasa siang (18/3), pemerintah secara resmi membantah kabar tersebut. Bantahan itu diperkuat oleh pernyataan langsung Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Selasa sore (18/3).
Isu ini sebelumnya menjadi pemicu aksi jual besar-besaran di pasar saham sejak awal perdagangan Selasa. Kepanikan investor bahkan berpotensi menyebabkan margin call dan forced sell, terutama pada saham-saham unggulan sektor perbankan.
Meski demikian, Valdy memperingatkan adanya potensi temporary rebound, mengingat investor asing masih mencatatkan net sell dalam jumlah signifikan, terutama di saham-saham big four banking.***