JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan hasil positif dengan mencatat kenaikan sebesar 1,11% atau bertambah 70,01 poin, mengakhiri sesi perdagangan di level 6.381,67.
Tren kenaikan ini memberikan sinyal optimisme di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Dorongan utama bagi penguatan IHSG berasal dari keputusan Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
Langkah ini memberikan kepastian bagi investor dan menjaga stabilitas pasar saham domestik.
Sektor teknologi menjadi pendorong utama dengan lonjakan impresif sebesar 9,84%, diikuti sektor barang baku dan transportasi yang masing-masing naik 2,49% dan 1,89%.
Namun, tidak semua sektor menikmati tren positif. Sektor keuangan justru mengalami koreksi 0,95%, sementara sektor barang konsumsi primer dan properti masing-masing melemah 0,62% dan 0,11%.
Saham Unggulan
Pada sesi perdagangan ini, terjadi 1,10 juta kali transaksi dengan total volume mencapai 16,72 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp11,31 triliun.
Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 299 saham mengalami kenaikan, 272 saham melemah, dan 233 saham stagnan.
Di antara emiten yang mencatatkan kenaikan tertinggi, saham MINA melonjak hingga 35%, sementara FORU dan POLU masing-masing mencatat kenaikan 24,86% dan 24,77%.
Sebaliknya, IFII menjadi saham dengan penurunan terdalam sebesar 20,13%, diikuti ACES yang terkoreksi 15,13% dan BOAT yang turun 10,19%.
Berlanjut atau Koreksi?
Analis dari Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, optimistis bahwa IHSG masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan.
“IHSG berpeluang melanjutkan rebound dengan menguji level 6.330-6.370, didukung oleh stimulus moneter dari Bank Indonesia dan pelemahan nilai tukar rupiah,” ujarnya dikutip Bisnis, Kamis (20/03/2025).
Namun, tidak semua analis sepakat dengan prediksi bullish ini. Herditya Wicaksana, Analis Teknikal MNC Sekuritas, memperingatkan bahwa IHSG masih berada dalam zona rawan koreksi.
Menurutnya, saat ini IHSG masih rentan turun ke kisaran 5.879-5.975. Investor perlu tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi lanjutan.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, menambahkan bahwa pergerakan IHSG berpotensi sideways dengan kecenderungan koreksi.
Rentang support IHSG saat ini ada di level 6.200-6.220, sedangkan resistance di 6.350-6.380.
Sementara itu, William Hartanto, pendiri WH Project, menilai bahwa meskipun IHSG menguat, tren besar masih menunjukkan pelemahan sejak November 2024.
Menurut William, penguatan IHSG saat ini masih terbatas, belum ada tanda-tanda perubahan tren ke arah bullish yang lebih kuat,” tuturnya.***