JAKARTA – Fenomena jantung berdebar setelah minum kopi merupakan hal yang kerap dialami, terutama oleh individu yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap kafein. Zat stimulan ini memang dikenal dapat mempercepat detak jantung serta menimbulkan rasa cemas dan gugup.
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Simak langkah-langkah berikut agar tubuh kembali tenang dan detak jantung normal.
1. Minum Air Putih
Air putih berperan penting dalam membantu tubuh mengencerkan serta mempercepat pembuangan kafein.
“Minum segelas air putih setelah minum kopi dapat membantu menetralkan efek kafein dan meredakan debaran jantung.”
Selain itu, air juga mencegah dehidrasi yang bisa memperparah respons tubuh terhadap kafein.
2. Lakukan Teknik Pernapasan
Teknik pernapasan dalam bisa menjadi solusi cepat untuk menenangkan sistem saraf. Cobalah menarik napas secara perlahan dan dalam, lalu hembuskan dengan tenang.
“Teknik ini, dikenal sebagai pernapasan diafragma, dapat merangsang sistem saraf parasimpatis, yang bertugas menurunkan respons ‘fight or flight’ yang disebabkan oleh kafein.”
Dengan begitu, detak jantung bisa kembali stabil.
3. Hindari Aktivitas Berat
Salah satu kesalahan umum setelah minum kopi adalah langsung melakukan aktivitas fisik berat.
“Setelah minum kopi, sebaiknya hindari aktivitas fisik yang berat, karena ini bisa memperburuk debaran jantung.”
Alih-alih berolahraga, duduk santai dan atur napas justru lebih disarankan hingga kondisi tubuh kembali normal.
4. Konsumsi Makanan Ringan
Makanan dapat memperlambat penyerapan kafein dalam tubuh, terutama jika mengandung protein dan serat tinggi.
“Makan camilan seperti pisang, yoghurt, atau segenggam kacang bisa menjadi pilihan yang baik.”
Dengan adanya makanan di lambung, efek stimulan dari kafein bisa ditekan secara perlahan.
5. Evaluasi Konsumsi Kafein
Jika keluhan jantung berdebar sering terjadi setelah ngopi, ada baiknya mempertimbangkan ulang asupan kafein harian.
“Jika Anda sering mengalami jantung berdebar setelah minum kopi, mungkin ada baiknya mengurangi konsumsi kafein atau beralih ke jenis kopi rendah kafein.”
Mengenali batas toleransi tubuh menjadi kunci agar tetap bisa menikmati kopi tanpa gangguan.




