JAKARTA – Isra Mikraj, salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam, diperingati oleh banyak negara Muslim, termasuk Indonesia, dengan doa bersama dan kegiatan keagamaan. Namun, di Arab Saudi, negara yang juga menjadi pusat agama Islam, peringatan ini tidak dirayakan secara resmi. Mengapa demikian?
Menurut laporan The National News, Arab Saudi tidak menetapkan Isra Mikraj sebagai hari libur nasional, dan peristiwa tersebut dianggap sebagai hari biasa. Masyarakat di sana tidak melakukan ibadah khusus atau perayaan tertentu, meskipun individu yang ingin memperingatinya dapat melaksanakan salat tahajud atau doa seperti malam-malam biasa.
Tiga alasan utama di balik kebijakan ini adalah sebagai berikut:
- Pendekatan Terhadap Tradisi: Arab Saudi memiliki pendekatan lebih ketat terhadap praktik keagamaan dan cenderung menghindari perayaan yang tidak memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an atau Hadis.
- Fokus pada Ibadah Harian: Di negara ini, umat Islam lebih memfokuskan diri pada ibadah rutin seperti salat lima waktu dan puasa Ramadan, tanpa menambah perayaan yang tidak diwajibkan.
- Kepentingan Sosial dan Budaya: Arab Saudi memilih menjaga kesederhanaan dalam praktik keagamaan mereka, menghindari perayaan-perayaan tambahan yang tidak dianggap perlu.
Meski demikian, meskipun tidak ada perayaan resmi, makna spiritual Isra Mikraj tetap dihargai oleh individu yang ingin memperingatinya, dengan menjalankan ibadah seperti biasa.