JAKARTA – Sehari sebelum laga Indonesia vs Bahrain, sebetulnya media dan mantan pemain Timnas Belanda memberikan kritik pedas kepada Patrick Kluivert.
Dalam program “Voetbalpraat” di ESPN NL (Belanda), mereka membahas kekalahan telak Indonesia dari Australia 1-5 pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebelumnya.
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dituding bersikap pasif selama pertandingan, terutama saat jeda laga di Sydney pada 20 Maret 2025 lalu.
Kluivert tampak hanya berdiri diam di pinggir lapangan dengan tangan menopang dagu, sementara dua asistennya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat, sibuk memberi instruksi kepada para pemain.
Pada perbincangan tersebut mereka menyoroti video yang direkam oleh seorang suporter Indonesia di stadion kemudian viral di media sosial X dan TikTok, menarik jutaan penonton serta berbagai komentar sinis.
Salah satu pengguna X bertanya, “Apa yang dilakukan pria berjas itu dalam situasi ini?” sementara akun lain menimpali, “Kluivert hanyalah boneka, wajah di media. Pastoor adalah pelatih sebenarnya Indonesia.”
Spekulasi Peran Nyata di Timnas
Pada program “Voetbalpraat” di ESPN NL tersebut, analis membahas siapa sebenarnya sosok di balik strategi Timnas Indonesia.
Pembawa acara Wouter Bouwman bahkan secara terbuka mempertanyakan: “Bisakah kita sepakat bahwa Pastoor adalah pelatih Timnas Indonesia? Saya tahu PSSI tidak secara resmi mengatakannya, tapi itulah kenyataannya,” katanya.
Mantan bek timnas Belanda, Kees Luijckx, mengamini dugaan tersebut dengan menyoroti rekam jejak Kluivert.
“Kluivert memang memiliki pengalaman melatih, tetapi tidak konsisten. Saya tidak bermaksud meremehkannya, tetapi saya melihatnya lebih sebagai asisten ketimbang pelatih kepala. Pastoor dan Landzaat yang benar-benar menangani tim ini.”
Pernyataan ini turut diamini oleh mantan pemain timnas Belanda lainnya, Marciano Vink, serta jurnalis Sjoerd Mossou.
Kiprah Kluivert vs. Pastoor: Siapa Lebih Berpengalaman?
Sebagai pemain, Kluivert memiliki reputasi besar. Ia pernah memenangkan Liga Champions bersama Ajax pada 1995 serta menjadi top skor Euro 2000. Namun, karier kepelatihannya tergolong kurang impresif.
Ia hanya menangani Curaçao selama 18 pertandingan dalam dua periode (2015–2016, 2021) dan sempat melatih klub Turki, Adana Demirspor, selama lima bulan pada 2023.
Di sisi lain, Alex Pastoor memang bukan nama besar di dunia sepak bola sebagai pemain, tetapi kiprahnya di dunia kepelatihan jauh lebih luas.
Pelatih berusia 58 tahun ini pernah menangani Slavia Praha, Sparta Rotterdam, serta Almere City di Eredivisie (2022–2024).
Ia bahkan membawa Sparta Rotterdam promosi ke kasta tertinggi Liga Belanda. Dengan pengalaman lebih mendalam sebagai pelatih, tak heran jika banyak yang menilai Pastoor lebih dominan dalam pengambilan keputusan taktik di Timnas Indonesia.
Apa Dampaknya bagi Timnas Indonesia?
Polemik soal kepemimpinan di timnas bisa berdampak negatif bagi skuat Garuda. Jika benar Kluivert hanya menjadi ‘boneka’ di dalam tim, maka otoritasnya sebagai pelatih bisa dipertanyakan, yang berpotensi mengurangi rasa percaya diri dan motivasi para pemain.
Namun, ada juga sisi positifnya. Jika Pastoor dan Landzaat memang lebih kompeten dalam strategi dan taktik, maka justru bisa mengoptimalkan performa timnas. PSSI sendiri sejauh ini belum memberikan klarifikasi terkait spekulasi ini.***