JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) menegaskan bahwa penyaluran pembiayaan melalui Koperasi Merah Putih akan dilakukan secara selektif dan terstruktur.
Tujuannya agar dana bergulir tidak jatuh pada penggunaan yang keliru dan mampu memberi dampak ekonomi nyata bagi warga desa.
“Kita juga tidak serta merta asal-asalan memberikan modal kepada peminjam, harus ada verifikasi dari pihak bank terlebih dahulu, sebab uang tersebut akan dikembalikan lagi bukan dibagikan secara cuma-cuma,” ujar Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto saat meresmikan Koperasi Merah Putih di Desa Indrasari, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Rabu (21/5).
Pemerintah menyiapkan dukungan modal awal hingga Rp3 miliar untuk koperasi tersebut.
Jumlah ini bersifat fleksibel dan dapat ditambah sesuai kebutuhan usaha warga, seperti sektor distribusi gas elpiji hingga lini usaha mikro lainnya.
Cegah Penyalahgunaan Dana
Dalam upaya menjaga akuntabilitas, Kemendes PDT menjalin kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan jaringan perbankan anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Verifikasi kelayakan peminjam akan melibatkan proses dari institusi keuangan resmi untuk memastikan dana benar-benar dimanfaatkan secara produktif.
Langkah ini diambil guna mencegah potensi penyalahgunaan dana koperasi serta menciptakan sistem pengawasan berlapis yang melibatkan semua pihak terkait.
Yandri menyebut bahwa keterlibatan lintas lembaga menjadi kunci sukses keberlanjutan program ini.
Desa Indrasari Jadi Proyek Percontohan
Bupati Banjar, Saidi Mansyur, menyambut gembira ditunjuknya Desa Indrasari sebagai lokasi pertama peluncuran program Koperasi Merah Putih di Kalimantan Selatan.
Ia berharap program ini mampu menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi desa dan membuka lapangan kerja baru.
“Alhamdulillah kami dipercaya sebagai percontohan Koperasi Merah Putih pertama untuk wilayah Kalsel. Semoga ke depannya dengan adanya peresmian ini, bisa mendongkrak ekonomi masyarakat setempat,” ucap Saidi optimistis.
Dengan konsep koperasi modern yang terintegrasi dengan lembaga perbankan, program ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi desa yang inklusif dan mandiri.***