JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang meminta agar KPK tidak hanya membongkar kasus-kasus korupsi kecil, melainkan juga fokus pada kasus-kasus korupsi besar.
“Tentu kami di sini sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Ibu Ketum (PDIP) dan tentunya juga memang itu menjadi harapan kami juga, kami bisa menangani perkara-perkara yang besar,” ujar Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (10/1).
Asep menjelaskan bahwa meskipun tingkat kesulitan penyidikan dalam kasus korupsi besar atau kecil relatif sama, yang membedakan adalah besarnya kerugian keuangan negara yang ditimbulkan dari kasus tersebut.
“Karena (daya dan upaya) yang kami keluarkan, misalkan perkara yang kami tangani Rp10 miliar dengan perkara yang misalkan Rp10 triliun, sama saja. Artinya kami harus melakukan penggeledahan, penyitaan, memeriksa saksi-saksi dan lain lain. Sementara kerugiannya berbeda,” jelas Asep.
Dia juga menyebutkan bahwa KPK menerima banyak laporan dari masyarakat setiap tahun, dan setiap laporan akan ditindaklanjuti.
Namun, tidak semua laporan berkaitan dengan kasus dengan kerugian negara dalam jumlah besar, hanya beberapa yang memiliki nilai kerugian signifikan.
“Tetapi masyarakat yang melaporkan ke sini, melaporkan ke KPK itu juga sangat banyak. Artinya perkara-perkara yang mereka juga ya yang ada seperti itu, tidak semuanya perkaranya misalkan triliunan,” tambahnya.
Asep juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan dugaan korupsi yang mereka saksikan, karena laporan tersebut bisa jadi menjadi awal terungkapnya kasus megakorupsi.
“Semoga ada informasi, ada warga yang melaporkan kepada kami, korupsi atau megakorupsi gitu ya yang kami bisa tangani, karena kami juga terbantu dari pelaporan masyarakat, informasi yang kami tangani,” pungkas Asep.
Sebelumnya, Megawati mengkritik KPK karena dinilai hanya fokus pada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, sementara banyak kasus besar lainnya yang tidak ditangani.
Dalam pidatonya di Sekolah Partai, Jakarta, Megawati mengungkapkan kekecewaannya terhadap KPK yang tidak menyentuh kasus besar lainnya.
“Belum lagi apa coba, KPK itu saya yang bikin? Mosok gak ada kerjaan lain. Yang dituding, yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto, iku wae (itu saja),” kata Megawati.
Megawati mengaku selalu mencari tahu perkembangan terbaru lewat media massa.
Dia pun ingin membuktikan tesisnya bahwa KPK tak hanya sekedar menyasar Hasto dan mengerjakan kasus lainnya yang benar-benar lebih penting dikerjakan oleh KPK. Namun, ia tak menemukan kabar baru.