JAKARTA – Pada pekan ketiga Februari, bencana hidrometeorologi masih mendominasi dengan sembilan kejadian baru yang cukup berdampak di berbagai wilayah Indonesia.
Di Provinsi Banten, tanah longsor terjadi di Kabupaten Pandeglang, menyebabkan satu warga meninggal dunia dan satu lainnya luka ringan. Pendataan dampak kerusakan masih berlangsung.
Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat, cuaca ekstrem melanda Kabupaten Karawang pada Sabtu (15/2), berdampak pada 145 warga dari 45 KK.
Sebanyak 40 rumah dan satu fasilitas kesehatan mengalami kerusakan. Cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Bandung, mengakibatkan dampak pada 21 KK di Majalengka dan 44 KK di Bandung, serta sejumlah rumah dan fasilitas umum juga ikut terdampak.
Selain itu, masih di Jawa Barat, tanah longsor terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, berdampak pada 33 KK dan merusak 22 rumah, 11 di antaranya mengalami rusak berat.
Adapun di Provinsi Jawa Tengah, cuaca ekstrem melanda Kabupaten Pati, berdampak pada 35 KK, merusak 35 rumah, satu tempat ibadah, satu tiang listrik, dan satu kendaraan. Sementara itu, banjir yang sebelumnya menerjang Kabupaten Demak telah surut.
Tak hanya di Jawa Tengah, cuaca ekstrem terjadi di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Trenggalek, berdampak pada 23 KK dan 23 rumah.
Di Pulau Sumatera, banjir melanda Kabupaten Aceh Besar, berdampak pada 222 jiwa dari 33 KK. Banjir juga terjadi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan 333 KK dan rumah terdampak.
Sementara itu, update Gunung Lewotobi Laki-Laki, dilaporkan kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Statusnya naik dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), menyebabkan 1.457 KK atau 5.086 warga harus mengungsi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman hidrometeorologi. Langkah mitigasi seperti pemangkasan ranting pohon dan pengecekan struktur atap rumah diharapkan dapat mengurangi risiko. BNPB juga akan terus memberikan laporan terkini terkait kondisi bencana di Indonesia.