MAKKAH – Menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), para jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah memanfaatkan waktu luang dengan menunaikan ibadah umrah sunnah.
Salah satu lokasi paling diminati untuk mengambil miqat adalah Masjid Tan’im, yang juga dikenal sebagai Masjid Aisyah, terletak hanya sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram.
Miqat Tan’im menjadi solusi praktis bagi jemaah haji yang ingin menghidupkan ibadah tanpa harus keluar jauh dari kawasan Makkah.
Dalam kondisi stamina yang perlu dijaga menjelang fase haji utama, Tan’im menawarkan akses cepat, kenyamanan, serta fasilitas lengkap bagi jemaah yang hendak memulai ihram untuk umrah sunnah.
Bermodal lokasi strategis, kemudahan transportasi, serta nilai historis dalam praktik Rasulullah saw, Tan’im semakin populer, terutama bagi mereka yang tidak berasal dari jalur miqat lainnya seperti Bir Ali, Yalamlam, atau Qarnul Manazil.
Di sinilah jejak sejarah Siti Aisyah r.a. pernah mengambil miqat setelah haid, atas arahan Nabi Muhammad saw, menjadi alasan mengapa tempat ini begitu istimewa.
Tan’im, Jejak Sejarah yang Hidup
Masjid Tan’im menjadi miqat favorit lantaran memiliki nilai syar’i sekaligus kemudahan praktis.
Bus dan taksi lokal kerap berjajar di kawasan ini, menawarkan jasa antar jemput jemaah dari dan menuju Masjidil Haram.
Lokasinya yang cukup dekat membuat Tan’im lebih disukai dibandingkan miqat lain yang harus ditempuh dengan perjalanan jauh.
Sesampainya di Tan’im, jemaah akan mengambil wudu, menunaikan salat sunnah ihram, lalu mengucap niat ihram.
Dengan mengenakan pakaian ihram, mereka bergerak menuju Masjidil Haram sembari melantunkan talbiyah sebagai bagian dari syiar umrah sunnah.
“Kami melakukan niat dan berpakaian ihram dari miqat Tan’im ini. Mengingat miqat ini yang terdekat dengan Masjidil Haram.”
“Kemudian kami imbau jemaah untuk menjaga larangan ihram selama umrah Sunnah,” ujar Muhaimin, Pembimbing Ibadah Kloter 15 Embarkasi Solo (SOC 15), dikutip dari Laman Kemenag Rabu (21/5/2025).
Saling Membantu, Tidak Egois
Meski antusiasme jemaah tinggi, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengingatkan agar ibadah tambahan seperti umrah sunnah tidak menguras energi.
Terutama bagi jemaah lanjut usia (lansia) atau yang tergolong berisiko tinggi (risti), disarankan untuk mengutamakan kesiapan fisik menyongsong puncak haji.
“Dalam pelaksanaan umrah sunnah ini pun kami menganjurkan kepada jamaah agar tetap menjaga kesehatan dengan menggunakan APD alat pelindung diri.”
“Saling membantu di antara jamaah yang membutuhkan bantuan, tidak egois mementingkan dirinya sendiri, dan gemar menolong. Kami juga berpesan kepada jemaah untuk jaga kebersamaan dan kekompakan,” pesan Ali Machzumi, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah PPIH Arab Saudi.
Tan’im bukan hanya sekadar lokasi miqat yang strategis, namun juga simbol keseimbangan antara semangat beribadah dan kesadaran menjaga kesehatan.
Di tengah cuaca Makkah yang cukup menyengat dan mobilitas tinggi jelang Armuzna, bijak memilih waktu dan kapasitas fisik menjadi bagian dari hikmah dalam berhaji.***