JAKARTA – Dalam gemerlap Kapel Sistina, Robert Francis Prevost resmi dinobatkan sebagai Paus ke-267 dengan nama Paus Leo XIV pada 8 Mei 2025.
Pemilihan nama “Leo” bukan sekadar tradisi, melainkan cerminan visi progresif yang sarat makna historis.
Nama ini mengingatkan pada Paus Leo XIII, sosok yang memperjuangkan keadilan sosial, hak pekerja, dan kesejahteraan umat di era industrialisasi.
Dengan mengusung nama ini, Paus Leo XIV menandakan komitmen untuk melanjutkan warisan reformasi Paus Fransiskus, sekaligus mencatatkan sejarah sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat.
Simbolisme Nama Leo dan Warisan Fransiskus
Mengutip The Independent, 9 Mei 2025, Liam Temple, asisten profesor sejarah Katolik dari Universitas Durham, menegaskan bahwa nama “Leo” adalah sinyal kuat bagi agenda reformasi.
“Jika Paus baru ingin melanjutkan agenda reformasi seperti yang dilakukan oleh Paus Fransiskus, maka pemilihan nama ‘Leo’ adalah indikasi kuat,” ujarnya.
Paus Fransiskus dikenal vokal dalam memperjuangkan kaum miskin, perdamaian global, serta mengkritik konflik seperti agresi militer Israel di Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina.
Nama Leo, yang juga merujuk pada Paus Leo I (Leo Agung), menggambarkan kepemimpinan tangguh di tengah tantangan zaman.
Jejak Kepemimpinan
Robert Francis Prevost, lahir di Chicago pada 14 September 1955, membawa pengalaman luas sebagai Uskup Agung Chicago dan prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Vatikan.
Sebelumnya, ia memimpin Keuskupan Chiclayo di Peru dan diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Fransiskus.
Pastor Ed Tomlinson, pengamat Vatikan, menyatakan kepada The Independent, “Pemilihan nama ini tampaknya menandai kelanjutan dari arah liberalisasi yang digagas oleh Fransiskus.”
Dengan nama Leo XIV, Prevost tidak hanya menghidupkan kembali nama bersejarah, tetapi juga menegaskan visi Gereja sebagai oase penyembuhan di tengah dunia yang terluka.
Makna Historis Nama Leo dalam Kepausan
Nama Leo telah menghiasi sejarah Gereja Katolik selama berabad-abad. Paus Leo XIII (1878–1903) dikenang karena ensikliknya yang mengubah wajah keadilan sosial.
Sementara Paus Leo I (440–461) dijuluki Leo Agung karena perannya dalam memperkuat otoritas kepausan.
Namun, Paus Leo XI hanya memimpin singkat pada 1605. Kini, Paus Leo XIV membawa nama ini kembali ke panggung dunia, menggambarkan semangat kepemimpinan yang adaptif dan inklusif.
Tomlinson menambahkan, “Tak mengherankan jika nama Leo dikaitkan dengan kepemimpinan kuat di masa-masa sulit.”
Harapan Baru bagi Gereja Katolik
Sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat, Leo XIV membawa perspektif baru bagi Gereja Katolik yang menghadapi tantangan global, mulai dari ketimpangan sosial hingga konflik geopolitik.
Dengan latar belakang sebagai pemimpin keuskupan besar dan pengalaman di Amerika Latin, Prevost dipandang mampu menjembatani dunia modern dengan nilai-nilai iman.
Pemilihan nama Leo XIV menjadi simbol harapan bahwa Gereja akan terus menjadi suara bagi yang terpinggirkan, sembari memperkuat peran spiritualnya di tengah dinamika abad ke-21.***