JAKARTA – SMK Karya Pembaharuan Kabupaten Bekasi tengah menjadi sorotan setelah seorang wali murid mengadu ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait rencana kegiatan perpisahan siswa ke Bali pada Juni 2025. Ibu tersebut mengeluhkan biaya yang harus dikeluarkan diperkirakan mencapai Rp5 jtua. Dedi Mulyadi langsung merespons aduan tersebut dan meminta pihak sekolah untuk membatalkan rencana pernajalann ke Bali.
Kejadian ini viral setelah Dedi mengunggah video aduan tersebut di akun Instagram-nya. Dalam video itu, ibu tersebut mengungkapkan bahwa sekolah tetap melaksanakan kegiatan tersebut meski ada larangan dari Dedi terkait study tour ke luar kota.
“Harus bayar berapa?” tanya Dedi dalam video tersebut. Ibu tersebut menjelaskan bahwa orang tua siswa diwajibkan membayar iuran sebesar Rp150.000 per bulan selama tiga tahun, yang totalnya mencapai Rp300.000 per bulan, termasuk SPP dan iuran perpisahan.
“Total biaya untuk ke Bali, kalau tidak salah estimasi Rp5 juta sampai Rp6 juta, Pak,” ungkapnya.
Mendengar keluhan tersebut, Dedi meminta pihak sekolah segera menghentikan rencana kegiatan perpisahan ke Bali, atau akan mengambil tindakan tegas terhadap yayasan sekolah. “Ini keluhan dari orang tuanya. Kami tidak segan-segan mengambil tindakan yang nyata,” ujar Dedi.
Bantahan sekolah setelah kabar tersebut berkembang
Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Jawa Barat memanggil Kepala Sekolah SMK Karya Pembaharuan, Ahmad Tetuko Taqiyudin, untuk memberikan klarifikasi. Taqiyudin menjelaskan bahwa sejak awal penerimaan siswa baru, orang tua siswa telah sepakat dengan biaya bulanan sebesar Rp300.000, yang terdiri atas SPP, tabungan ujian, dan iuran perpisahan.
“Tidak benar kalau biaya perpisahan ke Bali mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta. Total biaya yang disepakati adalah Rp3,6 juta,” ujar Taqiyudin. Ia menjelaskan bahwa iuran untuk perpisahan Bali adalah Rp100.000 per bulan selama tiga tahun, yang totalnya mencapai Rp3,6 juta.
Pembatalan Perpisahan ke Bali Meskipun sudah ada klarifikasi terkait biaya, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk membatalkan kegiatan perpisahan tersebut setelah adanya aduan dari wali murid. “Kami akan kooperatif dan mengikuti aturan yang ada. Kegiatan perpisahan ke Bali tidak jadi dilaksanakan,” kata Taqiyudin.
Sebelumnya, kegiatan perpisahan SMK Karya Pembaharuan sudah dilakukan di Bali dan Yogyakarta, dan kegiatan perpisahan ke Bali tahun lalu telah menggunakan sebagian dana yang terkumpul untuk pemesanan hotel dan transportasi. Biaya yang terkumpul sebesar Rp500 juta akan dikembalikan kepada wali murid.