JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat kenaikan signifikan pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (19/03/2025).
IHSG menguat 61,08 poin atau 0,98% dan bertengger di level 6.284,47 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.147 hingga 6.304.
Perdagangan hari ini menunjukkan sentimen positif dengan 336 saham mengalami kenaikan, sementara 224 saham mengalami pelemahan, dan 227 saham stagnan.
Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mencapai Rp10.747,79 triliun.
Menurut Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan jika mampu bertahan di atas level 6.270.
“Jika kembali ke atas 6.270, IHSG berpeluang melanjutkan intraday rebound ke kisaran 6.300-6.330 hari ini,” ujar Valdy dalam risetnya, dikutip dari Bisnis Rabu (19/3/2025).
Valdy juga menambahkan bahwa IHSG memiliki resistance di level 6.370 dan support di level 6.100.
Lebih jauh ia menambahkan, kenaikan IHSG ini didorong oleh respons positif pasar terhadap klarifikasi pemerintah terkait isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Pada Selasa siang (18/3), pemerintah secara resmi membantah kabar tersebut. Bantahan itu diperkuat oleh pernyataan langsung Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Selasa sore (18/3).
Isu ini sebelumnya menjadi pemicu aksi jual besar-besaran di pasar saham sejak awal perdagangan Selasa. Kepanikan investor bahkan berpotensi menyebabkan margin call dan forced sell, terutama pada saham-saham unggulan sektor perbankan.
Meski demikian, Valdy memperingatkan adanya potensi temporary rebound, mengingat investor asing masih mencatatkan net sell dalam jumlah signifikan, terutama di saham-saham big four banking.
Prospek IHSG ke Depan
Dengan meredanya sentimen negatif terkait isu pengunduran diri Menkeu, investor diharapkan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Beberapa faktor global dan domestik masih perlu diwaspadai, termasuk kebijakan suku bunga dan arus modal asing.
IHSG diperkirakan akan tetap berada dalam tren positif selama tidak ada faktor kejutan baru yang memicu kepanikan di pasar.***