JAKARTA – Indonesia kembali mencuri perhatian dunia melalui langkah strategis Danantara, yang baru-baru ini menggaet sejumlah tokoh ternama seperti Ray Dalio dan Jeffrey Sachs sebagai dewan penasihat.
Media asing ternama Asia Times, dalam artikel berjudul”Panicked Investors Should Give Indonesia a Second Look” karya Nigel Green, menyoroti bahwa keputusan ini mencerminkan komitmen kuat Indonesia terhadap profesionalisme dan pendekatan global dalam mengelola kekayaan negara.
“Investor di seluruh dunia seharusnya menyambut perkembangan ini, bukan menjauh. Ray Dalio adalah salah satu investor paling disegani di zaman kita. Jeffrey Sachs telah menghabiskan puluhan tahun memberi nasihat kepada pemerintah tentang pembangunan berkelanjutan dan kebijakan ekonomi. Hal ini saja sudah menunjukkan betapa seriusnya misi dan status inisiatif tersebut.” tulis Nigel Green.
Penunjukkan dua figur kelas dunia ini, menurutnya, menjadi sinyal bahwa Indonesia tengah bergerak maju dengan visi besar. Artikel yang diterbitkan oleh media berbasis di Hong Kong tersebut memuji langkah Indonesia sebagai bukti nyata keberanian dalam mengadopsi pemikiran global sekaligus menerima pengawasan dari para ahli dengan standar tertinggi. Lebih dari itu, Indonesia ingin menegaskan kepada dunia bahwa mereka menolak terjebak dalam pola pemerintahan otoriter atau pengelolaan keuangan yang sembrono.
“Indonesia berusaha melompat ke era baru kapitalisme negara yang strategis, di mana manajemen profesional dan kepentingan publik dapat berjalan bersamaan dan tidak saling bertentangan,” tambah Green.
Tantangan Investor dan Peluang Baru
Green juga menyinggung keresahan investor yang kerap menuntut perubahan tetapi menjadi ragu ketika reformasi tampak tidak biasa. Salah satunya adalah pengalihan dividen BUMN melalui struktur baru yang diinisiasi Danantara. Meski terlihat berbeda dari kebiasaan, ia menegaskan bahwa kondisi status quo saat ini sudah tidak lagi berkelanjutan. Langkah ini, katanya, justru membuka peluang baru yang menjanjikan.
Tak hanya bagi Indonesia, Green melihat inisiatif ini sebagai alarm bagi negara-negara lain di Asia.
“Bagi Asia secara lebih luas, ini harus menjadi peringatan. Banyak negara di wilayah ini memiliki sumber daya negara yang sangat besar, namun sering kali tidak dikelola dengan baik, tidak dimanfaatkan secara maksimal, atau dipolitisasi. Mereka dapat memperoleh manfaat besar dengan memperkenalkan penasihat eksternal,” ungkapnya.
Visi Masa Depan Danantara
Ia optimistis bahwa dengan tata kelola yang solid dan kolaborasi internasional, Danantara berpotensi menjadi model dana kekayaan negara modern yang tidak hanya fokus pada investasi aset, tetapi juga membangun masa depan yang berkelanjutan.
“Dengan tata kelola yang tepat dan kerja sama internasional, Danantara dapat menjadi contoh bagi jenis baru dana kekayaan negara yang tidak hanya berinvestasi pada aset, tetapi juga pada masa depan,” tutupnya.
Langkah berani Indonesia ini tidak hanya menarik perhatian investor global, tetapi juga menegaskan posisi negara ini sebagai pemain serius di panggung ekonomi dunia.
Dengan dukungan tokoh-tokoh seperti Dalio dan Sachs, Danantara membuktikan bahwa profesionalisme dan visi jangka panjang kini menjadi prioritas utama.