PYONGYANG, KORUT – Korea Utara meluncurkan kapal perang baru berkapasitas 5.000 ton di galangan kapal Nampho pada Jumat (25/4/2025).
Kapal perusak tercanggih ini, yang diklaim mampu membawa rudal nuklir taktis jarak pendek, menjadi simbol kekuatan maritim baru negara tersebut. Upacara peluncuran dihadiri oleh Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un dan putrinya, Kim Ju Ae.
Kapal Perang “Choe Hyon” Jadi Sorotan
Kapal perang yang dinamakan Choe Hyon, untuk menghormati pejuang anti-Jepang legendaris Korea Utara, dibangun dalam waktu sekitar 400 hari dengan teknologi dan tenaga lokal.
Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kapal ini dilengkapi dengan senjata paling kuat dan akan mulai beroperasi pada awal 2026.
“Angkatan Laut Korea Utara sekarang dapat berfungsi sebagai layanan inti untuk pertahanan nasional dan komponen pencegah perang nuklir,” ujar Kim Jong-un, seperti dikutip KCNA.
Para analis militer memperkirakan kapal seberat 5.000 ton ini mampu membawa rudal kapal-ke-permukaan dan kapal-ke-udara. Media spesialis NK News bahkan menyebut kapal ini kemungkinan akan dilengkapi dengan rudal nuklir taktis jarak pendek, menambah kekhawatiran dunia terhadap ambisi militer Pyongyang.
Kim Jong-un Kritik AS dan Latihan Militer Korsel
Dalam pidatonya, Kim Jong-un memuji kapal baru ini sebagai “penangkal perang paling meyakinkan,” tetapi juga menyinggung latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Ia menuduh Washington melakukan “latihan perang agresif” yang mensimulasikan serangan nuklir terhadap Korea Utara.
“Jika AS terus memperbarui catatannya dalam protes terhadap kekuatan militer, kami tidak punya pilihan selain memperbaruinya dalam pelaksanaan pencegahan strategis,” tegas Kim, sebagaimana dilansir KCNA.
Peluncuran kapal ini berlangsung sebulan setelah Kim Jong-un mengawasi uji coba drone bunuh diri dan drone mata-mata berteknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini memicu kekhawatiran Barat, terutama terkait kerja sama militer yang kian erat antara Korea Utara dan Rusia.
Simbol Kekuatan Maritim Ala Kim Jong-un
Wakil Laksamana Pak Kwang-sop menyebut peluncuran kapal ini sebagai “era baru pembangunan armada ala Kim Jong-un.” Ia menegaskan bahwa kapal Choe Hyon adalah bukti kemampuan Korea Utara untuk membangun armada canggih tanpa bergantung pada teknologi asing. Jo Chun-ryong, sekretaris Partai Buruh Korea, menambahkan bahwa kapal ini menjadi tonggak sejarah dalam memperkuat pertahanan maritim negara.
Upacara peluncuran di Nampho berlangsung meriah, dengan Kim Jong-un dan putrinya disambut oleh prajurit angkatan laut berseragam putih. Rekaman televisi pemerintah KRT menunjukkan Kim tiba di lokasi dengan kereta api, menambah kesan dramatis acara tersebut.
Dunia Waspada, Apa Langkah Selanjutnya?
Peluncuran kapal perang ini menambah daftar panjang provokasi militer Korea Utara, mulai dari uji coba rudal balistik hingga pengembangan kapal selam bertenaga nuklir. Di tengah ketegangan dengan AS dan Korea Selatan, langkah Pyongyang ini dipandang sebagai upaya untuk memperkuat posisi tawar di panggung internasional. Namun, Kim Jong-un menegaskan bahwa armada barunya bukan ancaman, melainkan “jaminan keamanan” bagi negaranya.
Dengan kapal Choe Hyon yang siap berlayar, dunia kini menunggu langkah berikutnya dari Korea Utara.