JAKARTA – Pemerintah Indonesia kembali menghadirkan kabar baik bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan. Melalui program Bantuan Subsidi Upah (BSU), pemerintah akan menyalurkan bantuan sebesar Rp1 juta kepada pekerja yang memenuhi syarat. Program ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi pekerja di tengah tantangan perekonomian global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pekerja dengan penghasilan rendah. “Besaran subsidi upah yang diterima pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta adalah Rp1 juta. Bansos tersebut bakal disalurkan oleh pemerintah pada tahun ini,” ujar Airlangga, seperti dikutip dari Nawacita Media.
BSU: Solusi di Tengah Tantangan Ekonomi
Program BSU bukanlah hal baru. Sebelumnya, bantuan serupa pernah digulirkan saat pandemi Covid-19 untuk membantu pekerja yang terdampak. Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, program ini dihidupkan kembali sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung daya beli masyarakat.
“Bantuan ini pernah diberikan oleh pemerintah ketika masa pandemi Covid-19,” tulis akun @deberita\_com di platform X, menegaskan bahwa BSU kembali menjadi angin segar bagi pekerja.
Bantuan ini diharapkan dapat membantu pekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti biaya transportasi, pendidikan anak, atau kebutuhan pokok lainnya. Dengan penyaluran yang direncanakan pada tahun ini, program ini juga menjadi sinyal positif bahwa pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.
Siapa yang Berhak Menerima Bantuan?
Meski rincian lengkap mengenai kriteria penerima belum diumumkan, bantuan ini dipastikan menyasar pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan. Pemerintah juga tengah mempersiapkan mekanisme penyaluran yang transparan dan tepat sasaran, mengacu pada data tunggal ekonomi nasional yang dikelola Badan Pusat Statistik (BPS).
“Tim kami lagi bangun mekanisme untuk rekonsiliasi data. BPS ini sudah punya data tunggal ekonomi nasional dimana akan menjadi referensi program bantuan pemerintah apapun,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widaysanti.
Harapan Pekerja dan Dampak Ekonomi
Kabar ini disambut antusias oleh para pekerja. Bagi mereka yang bergaji rendah, tambahan Rp1 juta bisa menjadi penyelamat di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok. Selain itu, program ini juga diharapkan mampu mendorong perputaran ekonomi di sektor riil, seperti perdagangan dan jasa, karena meningkatnya daya beli masyarakat.
Ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal, menilai bahwa BSU dapat menjadi stimulus jangka pendek yang efektif. “Bantuan ini tidak hanya membantu pekerja, tetapi juga mendorong konsumsi rumah tangga, yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” katanya.
Langkah Menuju Penyaluran yang Efisien
Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, pemerintah tengah menyusun regulasi dan mekanisme penyaluran yang lebih rinci. Proses ini melibatkan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan dan BPS. Dengan pendekatan berbasis data, pemerintah berharap dapat meminimalkan potensi penyalahgunaan dan memastikan bantuan sampai ke tangan yang berhak.
Program BSU ini juga menjadi bagian dari rangkaian kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan rencana kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sebelumnya diumumkan Presiden Prabowo.
“Presiden Prabowo menetapkan rancangan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan ASN. Salah satunya melalui kebijakan peningkatan gaji,” tulisnya