JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat mulai memberhentikan ribuan pegawai di lembaga federal sebagai bagian dari upaya Presiden Donald Trump dan CEO Tesla, Elon Musk, untuk mempercepat pembersihan birokrasi
Departemen Urusan Veteran (VA), yang bertanggung jawab untuk perawatan kesehatan veteran, memecat lebih dari 1.000 karyawan yang masih dalam masa percobaan. Sementara itu, Dinas Kehutanan AS berencana untuk memberhentikan lebih dari 3.000 pegawai.
Pemecatan ini juga mencakup karyawan di lembaga-lembaga seperti Departemen Pendidikan, Badan Usaha Kecil, dan Biro Perlindungan Keuangan Konsumen. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai yang baru direkrut dan masih berada dalam masa percobaan.
Strategi Penghematan Anggaran
Reformasi besar-besaran ini, yang dipimpin oleh Trump dan Musk, bertujuan untuk memangkas pemborosan dan mengurangi anggaran yang membengkak di pemerintahan federal. Mengingat utang negara AS yang mencapai USD 36 triliun dan defisit anggaran sebesar USD 1,8 triliun, ada konsensus bipartisan mengenai perlunya reformasi.
Trump membela kebijakan ini dengan menyatakan bahwa pemerintahan federal terlalu besar, menghabiskan terlalu banyak uang karena pemborosan dan penipuan. Musk, yang memegang posisi pengaruh dalam pemerintahan ini, membawa pendekatan yang lebih tegas, meski beberapa pihak mengkritik langkah-langkahnya.
Ribuan Pegawai Federal Kehilangan Pekerjaan
Pemecatan ini tidak hanya mencakup pegawai percobaan, tetapi juga melibatkan sejumlah pegawai kontrak di berbagai lembaga pemerintah. Sumber yang mengetahui langkah ini mengatakan bahwa puluhan pegawai kontrak juga telah menerima pemberitahuan pemecatan. Ini terjadi setelah Biro Perlindungan Keuangan Konsumen memberhentikan 70 anggota staf percobaan pada 11 Februari 2025.
Departemen Urusan Veteran sendiri mengklaim bahwa pemecatan ini akan menghemat lebih dari USD 98 juta per tahun, yang nantinya akan dialokasikan kembali untuk meningkatkan layanan dan perawatan bagi para penerima manfaat VA.
Peningkatan Pengaruh Musk di Pemerintahan AS
Musk, yang telah ditugaskan oleh Trump untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), memainkan peran kunci dalam perampingan besar-besaran ini. DOGE bertujuan untuk merampingkan dan mengefisiensikan tenaga kerja federal yang jumlahnya mencapai 2,3 juta orang. Tim Musk kini telah terjun langsung ke setidaknya 16 badan pemerintah, mendapatkan akses ke sistem komputer sensitif serta informasi keuangan, sebelum memulangkan para pegawai yang dianggap tidak perlu.
Reaksi dan Tantangan Terhadap Kebijakan Ini
Meski kebijakan ini mendapat dukungan dari Trump, yang menilai langkah ini sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki efisiensi dan mengurangi pemborosan, beberapa pihak meragukan pendekatan tegas Musk. Pengamat khawatir bahwa pemecatan massal ini dapat berisiko merugikan kualitas layanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
Menurut data pemerintah, sekitar 280.000 pegawai baru dipekerjakan dalam dua tahun terakhir, dan sebagian besar masih berada dalam masa percobaan. Kebijakan ini memungkinkan pemerintah untuk memecat mereka dengan lebih mudah. Namun, yang menjadi sorotan adalah apakah pemecatan tersebut hanya akan mempengaruhi pegawai percobaan, atau apakah dampaknya akan meluas ke pegawai tetap.
Perombakan besar-besaran yang dilakukan oleh Trump dan Musk merupakan langkah yang cukup kontroversial dalam upaya untuk merampingkan birokrasi pemerintah AS. Walaupun bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi, langkah ini tetap menuai kritik terkait dampaknya terhadap pelayanan publik dan hak-hak pekerja. Dengan sejumlah pegawai yang kini menghadapi pemecatan, tantangan besar menanti dalam memastikan reformasi ini tidak merugikan kepentingan masyarakat.