JAYAPURA – Pasca serangan mematikan terhadap warga sipil pendulang emas di kawasan Muara Kum 22 dan Kali Silet, Satgas Damai Cartenz mengambil langkah cepat dan tegas.
Sebanyak 130 personel gabungan diterjunkan ke medan operasi di Yahukimo, Papua Pegunungan, guna mengamankan lokasi, mengevakuasi jenazah, dan melacak kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga kuat menjadi dalang pembantaian tersebut.
“Personel akan bekerja sama dengan Polres Yahukimo dan didukung oleh TNI yang telah berada di lapangan,” ujar Kepala Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramdhani, Jumat (11/4/2025).
Langkah cepat aparat ini menjadi respons terhadap tragedi kemanusiaan yang disebut-sebut sebagai salah satu serangan paling brutal sepanjang tahun 2025 di Papua.
Kelompok separatis bersenjata pimpinan Elkius Kobak mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui pernyataan juru bicaranya, Sebby Sambom, yang beredar luas di media sosial, disertai foto-foto korban. Mereka menuding para pendulang sebagai informan TNI.
Evakuasi Jenazah Dipercepat
Tim gabungan TNI-Polri terus melakukan pencarian korban di berbagai titik terpencil di Yahukimo.
Hingga Jumat sore, sembilan jenazah berhasil ditemukan dari empat lokasi berbeda. Proses identifikasi terhadap para korban sedang berlangsung di RSUD Dekai.
“Sampai saat ini kami sudah menemukan sembilan jenazah. Tiga ditemukan kemarin—dua dari lokasi pendulangan 22 dan satu dari Kali Boven. Hari ini, enam jenazah ditemukan, lima dari Kampung Tingki dan satu dari Muara Kum,” jelas Brigjen Faizal.
Evakuasi tidak dilakukan serentak karena faktor geografis dan keamanan. Satgas membagi prioritas berdasarkan akses lokasi serta risiko kontak tembak dengan KKB. Beberapa titik di pedalaman Papua dikenal sebagai zona merah dengan intensitas serangan mendadak yang tinggi.
Pengerahan pasukan dalam skala besar ini menunjukkan keseriusan pemerintah menangani konflik bersenjata di wilayah pegunungan Papua. Namun di sisi lain, langkah ini juga membawa tantangan kemanusiaan, termasuk dalam perlindungan warga sipil non-kombatan.
Brigjen Faizal menekankan bahwa misi utama selain penegakan hukum adalah kemanusiaan. “Evakuasi masih berlangsung. Anggota masih dalam pencarian di beberapa titik. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti jumlah korban jiwa secara keseluruhan. Aparat menduga masih ada beberapa warga yang hilang atau belum ditemukan. Operasi pencarian dipastikan akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar aman dan seluruh korban berhasil dievakuasi.***