JAKARTA – Nilai tukar rupiah berpotensi terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2025), menyusul rilis data inflasi AS yang tak sesuai ekspektasi.
Rabu (11/6), rupiah ditutup menguat tipis sebesar 0,09 persen atau 15 poin di level Rp16.260 per dolar AS.
Faktor utama yang menopang sentimen positif terhadap rupiah berasal dari laporan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat yang diumumkan semalam.
Data terbaru menunjukkan laju inflasi bulanan bulan Mei hanya 0,1 persen, lebih rendah dari proyeksi pasar sebesar 0,2 persen dan juga lebih rendah dibandingkan realisasi bulan April.
“Kemungkinan rupiah menguat lagi terhadap dolar AS hari ini. Karena Indeks Harga Konsumen (inflasi umum) AS di bawah perkiraan pasar,” ujar Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, Kamis (12/6/2025).
Secara tahunan, inflasi AS pada bulan Mei tercatat sebesar 2,4 persen, naik tipis dari bulan sebelumnya yang berada di angka 2,3 persen.
Meski demikian, angka tersebut tetap di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan inflasi tahunan menyentuh 2,5 persen.
Menurut Ariston, tren perlambatan inflasi tersebut bisa menjadi sinyal awal potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.
Sejauh ini, The Fed masih mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25–4,5 persen hingga bulan Mei 2025.
“Hari ini potensi penguatan rupiah ke arah Rp16.200. Sedangkan di level resistansi di kisaran Rp16.300 per dolar AS,” kata Ariston menutup analisanya.***