KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Timnas Vietnam dibantai 0-4 oleh Timnas Malaysia pada laga kedua Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027, memicu desakan media Vietnam, Soha.vn, agar FIFA segera meninjau ulang aturan naturalisasi pemain akibat dominasi pemain keturunan di skuad Harimau Malaya.
Empat gol Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Selasa (10/6/2025) malam WIB, seluruhnya dicetak oleh pemain naturalisasi atau keturunan: Joao Figueiredo (49’), Rodrigo Holgado (59’), La’Vere Corbin-Ong (67’), dan Dion Cools (88’). Hasil ini membuat Vietnam terpuruk di klasemen sementara, sementara Malaysia memimpin Grup F dengan enam poin dari dua pertandingan.
Media lokal Vietnam tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap hasil tersebut. “FIFA harus meninjau ulang aturan naturalisasi. Dominasi pemain keturunan di Timnas Malaysia membuat pertandingan ini tidak adil,” tulis Soha.vn, dikutip Kamis (12/6/2025).
Strategi Naturalisasi Malaysia Disorot
Pelatih Timnas Malaysia, Peter Cklamovski, memaksimalkan peran pemain naturalisasi dalam strategi tim. Namun, keberhasilan ini turut memicu polemik. “Kami fokus pada performa di lapangan, bukan debat soal asal-usul pemain,” tegas Cklamovski usai pertandingan.
Sorotan terhadap pemain keturunan tak hanya datang dari media. Di media sosial, akun @BolaSportcom menuliskan: “Pakar sepak bola Vietnam meminta FIFA segera mengusut naturalisasi pemain keturunan tidak jelas skuad Harimau Malaya.” Unggahan itu menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa regulasi longgar terkait naturalisasi bisa mengubah peta persaingan sepak bola Asia Tenggara.
Naturalisasi dan Persaingan Regional
Vietnam bukan satu-satunya negara ASEAN yang memperdebatkan naturalisasi. Timnas Indonesia sebelumnya juga disorot karena program naturalisasi yang agresif, bahkan sempat ditantang media Vietnam untuk bertanding tanpa pemain keturunan di Piala AFF 2024.
Kini, Malaysia menjadi sorotan setelah sukses besar atas Vietnam. Menariknya, Malaysia juga pernah menghadapi penolakan FIFA saat mengajukan pemain naturalisasi seperti Mats Deijl pada 2024, karena garis keturunannya dianggap terlalu jauh. Keberhasilan saat ini menjadi bukti bahwa strategi yang dirancang dengan benar bisa membuahkan hasil signifikan.
FIFA Belum Merespons Desakan Vietnam
Hingga berita ini ditulis, FIFA belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan media Vietnam. Saat ini, aturan FIFA masih memperbolehkan pemain dengan garis keturunan hingga kakek-nenek untuk membela negara tertentu, asalkan memenuhi syarat administratif dan belum pernah tampil di laga kompetitif bersama tim nasional lain.
Namun, sorotan terhadap pemain seperti Facundo Garces, yang diragukan memiliki garis keturunan Malaysia, mendorong spekulasi bahwa Vietnam menginginkan revisi kebijakan agar lebih ketat.
Vietnam Perlu Bangkit
Kekalahan ini menjadi tekanan berat bagi pelatih Vietnam, Kim Sang-sik. Ia kini dituntut menemukan strategi baru untuk menghadapi laga-laga berikutnya. Publik Vietnam berharap timnya bisa belajar dari kekalahan ini, baik dari aspek taktik maupun kesiapan mental.