JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali memicu kehebohan menjelang pelantikannya pada 20 Januari mendatang.
Trump membagikan peta Kanada yang dilapisi bendera AS melalui akun Instagram-nya, @realdonaldtrump, dengan keterangan “Oh Canada!” pada Rabu (8/1/2024).
Tindakan ini terjadi di tengah sejumlah pernyataan kontroversial lainnya, termasuk keinginannya mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, serta ambisi menguasai Terusan Panama dan Greenland.
Trump juga membagikan gambar tersebut di platform media sosialnya, Truth Social. Selain itu, ia mengunggah gabungan peta AS dan Kanada dengan tulisan “UNITED STATES.”
Saat berbicara kepada wartawan sehari sebelumnya, Trump mengusulkan penggunaan “kekuatan ekonomi” untuk menekan Kanada.
Ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan kekuatan militer, ia menjawab, “Kanada dan Amerika Serikat, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa.”
“Anda menyingkirkan garis yang ditarik secara artifisial itu dan melihat seperti apa bentuknya. Dan itu juga akan jauh lebih baik untuk keamanan nasional,” ujar Trump, dikutip AFP.
Trump sebelumnya mengancam menaikkan tarif impor terhadap Kanada. Pada November lalu, ia menyatakan rencana kenaikan tarif hingga 25% untuk barang Kanada, bersama Meksiko, serta tambahan 10% untuk barang dari China.
Perdana Menteri Kanada yang akan lengser, Justin Trudeau, menanggapi pernyataan tersebut dengan tegas.
“Tidak ada peluang sedikit pun bahwa Kanada akan menjadi bagian dari AS,” katanya, seraya menekankan hubungan keamanan dan perdagangan bilateral yang erat.
Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, juga mengkritik Trump, menegaskan bahwa Kanada memiliki ekonomi yang kuat dan tidak dapat diancam.
“Ekonomi kita kuat. Rakyat kita kuat. Kita tidak akan pernah menyerah menghadapi ancaman,” ujarnya melalui media sosial X.
Sementara itu, pemimpin oposisi Partai Konservatif Kanada, Pierre Poilievre, turut mengecam pernyataan Trump. Ia menegaskan bahwa Kanada tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51 AS.




