JAKARTA – Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) menjadi pusat perhatian publik setelah seorang warga mengeluhkan pengenaan tarif Rp 1,9 juta untuk kegiatan komunitas bermain di kawasan tersebut. Keluhan yang viral di media sosial ini memicu respons cepat dari pengelola GBK, yang segera mengajak komunitas terkait berdialog untuk mencari solusi.
Awal Mula Polemik Tarif di GBK
Kisruh ini bermula dari unggahan seorang warga di akun X, seperti dilihat detikcom pada Selasa (1/7/2025). Dalam cuitannya, warga tersebut menyematkan akun Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, mengeluhkan biaya yang dinilai tak wajar untuk kegiatan komunitas bermain yang bersifat gratis dan terbuka untuk umum.
“Kegiatan komunitas bermain GRATIS dan semua orang boleh main. Aktivitas cuman permainan tradisional. Tapi dipalakin sampe 1.9jt/kegiatan? Terus buat apa bayar pajak? Kita juga ga pake lapangan khusus. Tolong Pak gub @pramonoanung. Di Bandung aja kita bisa aktivitas gratis,” tulis akun tersebut.
Warga tersebut menegaskan bahwa kegiatan komunitas mereka tidak mengganggu akses jalan, tidak menggunakan pengeras suara, dan dijalankan oleh panitia sukarela. “Tiap Jumat acara gratis, kita masih perhatiin blockingan biar ga ganggu akses jalan, ga pake speaker, panitia semua sukarela. Masih diperas tiap minggu harus bayar 1.9jt? Bjir. Repot banget mau main bareng doang. Terus buat apa dibikin taman dan lainnya?” lanjutnya.
Klarifikasi Pengelola GBK
Menanggapi keluhan yang viral, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK), yang berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara, menegaskan bahwa GBK bukan dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta. PPK GBK juga memberikan penjelasan terkait pengenaan tarif.
Kepala Divisi Humas, Hukum & Administrasi GBK, Asep Triyadi, menjelaskan bahwa tarif hanya dikenakan untuk kegiatan bersifat komersial. “Pengenaan tarif diberlakukan bagi kegiatan yang bersifat komersil. GBK menghargai kepercayaan dan dukungan masyarakat sebagai ruang publik inklusif, kami berkomitmen untuk mendorong keterlibatan sosial dan pengembangan komunitas, sehingga tercipta sinergi positif antara GBK dan komunitas dalam mewujudkan fasilitas publik yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Asep kepada wartawan pada hari yang sama.
PPK GBK juga telah berkomunikasi langsung dengan komunitas terkait untuk mendengar masukan secara terbuka. Mereka mengundang warga dan komunitas untuk menyampaikan saran melalui email [info@gbk.id](mailto:info@gbk.id) atau akun resmi @love\_gbk.
Hasil Dialog: Komunitas Bermain Bebas Tarif
Berdasarkan dialog yang dilakukan pada Sabtu (5/7/2025), pihak GBK memastikan bahwa kegiatan komunitas bermain yang bersifat nonkomersial tidak dikenakan tarif. Hal ini diumumkan melalui akun Instagram resmi @love\_gbk: “Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas bermain maupun komunitas lain yang nonkomersial tidak dikenakan tarif.”
Pihak GBK juga menjelaskan bahwa masalah ini dipicu oleh miskomunikasi. Tarif hanya berlaku untuk kegiatan yang bersifat eksklusif atau melibatkan sponsor. “Maka akan dikenakan tarif sesuai aturan,” terang pengelola.
Komitmen GBK untuk Ruang Publik Inklusif
Setelah menyelesaikan miskomunikasi, GBK dan komunitas bermain sepakat untuk menjalin komunikasi yang lebih baik ke depannya. “Dengan semangat kolaborasi, ke depannya, komunitas bermain dan GBK akan terus menjalin komunikasi yang baik demi menciptakan lingkungan yang inklusif, aman, dan tertib untuk semua pengguna ruang terbuka publik,” tulis keterangan resmi GBK.