JAKARTA – Larangan bagi suporter Maccabi Tel Aviv ke Inggris memicu kemarahan pemerintah setelah mereka dilarang datang ke Villa Park.
Safety Advisory Group menyarankan Aston Villa menolak kehadiran fans Maccabi atas rekomendasi kepolisian West Midlands.
Polisi menilai laga Villa kontra Maccabi berisiko tinggi karena protes soal konflik Gaza-Israel masih terus berlangsung.
Mereka merujuk bentrokan keras fans Ajax dan Maccabi Tel Aviv di Belanda musim lalu yang berujung rusuh berat.
“Keputusan ini didasarkan pada informasi terkini dan insiden sebelumnya, termasuk bentrokan kekerasan,” bunyi pernyataan resmi.
Perdana Menteri Keir Starmer menegaskan keputusan tersebut sebagai kesalahan fatal yang tidak bisa dibenarkan.
“Ini adalah keputusan yang salah. Kami tidak akan mentolerir antisemitisme di jalan-jalan kami,” tulis Starmer tegas.
Ia menekankan polisi seharusnya menjamin keamanan, bukan malah membatasi hak suporter menikmati pertandingan.
Politikus lintas partai pun ikut mengecam larangan ini karena dianggap menyalahi prinsip kebebasan publik.
Pemimpin oposisi Kemi Badenoch menyebut keputusan ini sebagai “aib nasional” yang memalukan bagi Inggris.
Sementara Ed Davey menilai kebijakan itu keliru, “Anda tidak mengatasi antisemitisme dengan melarang korbannya.”
Nigel Farage juga bereaksi keras, menuding keputusan itu sebagai bentuk diskriminasi rasial yang sangat parah.
Kepolisian West Midlands kini dikabarkan meninjau ulang keputusan itu bersama otoritas keamanan setempat.
Aston Villa memastikan tetap berkoordinasi dengan Maccabi Tel Aviv demi menjaga keamanan semua pihak.
“Kepolisian West Midlands telah memberitahu SAG bahwa mereka memiliki kekhawatiran terkait keamanan publik,” tulis Villa.
“Klub terus berkoordinasi dengan Maccabi Tel Aviv, dengan keamanan pendukung dan warga sebagai prioritas utama,” lanjut Villa.***




