JAKARTA – Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggalkan dampak signifikan bagi ratusan warga akibat longsor Kupang .
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (01/03/2025) malam mengakibatkan tanah longsor di Kecamatan Takari, memaksa 151 jiwa dari 36 kepala keluarga (KK) mengungsi ke Aula Kantor Camat Takari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa dari total 27 rumah terdampak longsor Kupang, sembilan di antaranya mengalami kerusakan berat akibat tertimbun.
Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang segera merespons dengan melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan darurat.
Pada Minggu (02/3), bantuan tanggap darurat mulai didistribusikan ke lokasi pengungsian, termasuk kebutuhan pokok dan perlengkapan tidur.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D., sebagai langkah pemulihan, pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak membangun hunian sementara (huntara) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
“Saat ini, huntara bagi 9 KK yang terdampak parah hampir selesai dan siap dihuni dalam waktu dekat.”
“Langkah ini menjadi harapan bagi warga yang selama ini bertahan di pengungsian dengan keterbatasan fasilitas,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (05/03/2025).
Dapur Umum dan Air Bersih untuk Pengungsi
Selain itu menurut Abdul Muhari, Dinas Sosial Kabupaten Kupang melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) telah membuka dapur umum guna memastikan kebutuhan pangan pengungsi terpenuhi.
Pemerintah daerah juga terus mendistribusikan air bersih serta memasang tandon air di area pengungsian agar warga memiliki akses yang lebih baik terhadap sanitasi.
Upaya relokasi ke lahan yang lebih aman juga tengah diupayakan agar masyarakat dapat tinggal dengan lebih nyaman dan terhindar dari potensi bencana serupa di masa mendatang.
Pemerintah menargetkan proses relokasi dapat dilakukan sesegera mungkin setelah seluruh infrastruktur dasar disiapkan.
BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan, terutama dengan potensi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan.
“Kami terus memantau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar warga terdampak mendapatkan bantuan yang optimal,” ujar Abdul Muhari.
Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat, BNPB meminta agar segera menghubungi layanan tanggap darurat setempat agar pertolongan dapat segera diberikan.
Semua pihak diharapkan saling bekerja sama untuk mempercepat pemulihan dan memastikan kondisi warga tetap aman.***