PYONGYANG,KORUT – Korea Utara meluncurkan lebih dari selusin roket pada Kamis pagi (19/6) dari wilayah Sun’an, dekat ibu kota Pyongyang. Roket yang ditembakkan sekitar pukul 10.00 waktu setempat ini mengarah ke Laut Kuning, yang dikenal sebagai Laut Barat di Korea Selatan.
Aksi ini memicu spekulasi dan kekhawatiran global, termasuk soal potensi keterlibatan Korea Utara dalam konflik internasional.
Peluncuran Roket: Respons atas Latihan Militer AS-Korsel-Jepang?
Militer Korea Selatan menyatakan bahwa roket-roket tersebut kemungkinan merupakan misil balistik jarak pendek atau roket artileri dari sistem peluncur roket 240mm. Peluncuran ini terjadi hanya sehari setelah Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang menggelar latihan udara bersama, yang tampaknya memicu respons keras dari Pyongyang.
“Militer kami terus memantau aktivitas Korea Utara dengan sikap siaga tinggi, siap merespons segala provokasi di bawah postur pertahanan bersama yang kuat bersama AS,” tegas Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam pernyataan resminya. Saat ini, otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis detail peluncuran tersebut.
Menurut laporan Yonhap, roket-roket tersebut ditembakkan ke arah barat laut menuju Laut Kuning, menambah ketegangan di kawasan yang sudah tegang akibat dinamika geopolitik global.
Spekulasi Dukungan Korea Utara untuk Iran
Peluncuran ini juga memicu spekulasi di media sosial, khususnya di platform X, tentang kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam mendukung Iran di tengah ketegangan dengan Israel.
Beberapa unggahan menyebutkan bahwa Pyongyang telah menyatakan kesiapannya untuk membantu Iran, termasuk melalui transfer teknologi misil. Misil balistik Iran seperti Emad dan Ghadr disebut-sebut memiliki akar dari teknologi Korea Utara, seperti misil No Dong, yang menunjukkan sejarah panjang kerja sama militer kedua negara.
Namun, klaim ini belum didukung oleh bukti resmi dari sumber pemerintah atau organisasi internasional. Meski Korea Utara dan Iran memiliki rekam jejak kerja sama di bidang teknologi militer, pernyataan eksplisit tentang dukungan langsung dalam konflik saat ini masih bersifat spekulatif dan memerlukan verifikasi lebih lanjut.
Isu Perang Dunia III: Fakta atau Hanya Kekhawatiran?
Eskalasi ketegangan global, termasuk aksi Korea Utara, konflik Iran-Israel, serta keterlibatan Rusia dan potensi peran Tiongkok, memicu kekhawatiran tentang kemungkinan Perang Dunia III. Beberapa unggahan di X mencerminkan sentimen bahwa aliansi militer, seperti hubungan Korea Utara dengan Rusia — termasuk pengiriman senjata ke wilayah Kursk — bisa memperburuk situasi global.
Meski demikian, para ahli menilai bahwa peluncuran roket Korea Utara lebih merupakan demonstrasi kekuatan atau respons terhadap latihan militer AS-Korsel-Jepang, bukan indikator langsung konflik global.
“Saat ini, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Perang Dunia III akan terjadi dalam waktu dekat,”
Fokus Korea Utara tampaknya lebih kepada memperkuat aliansi dengan Rusia ketimbang terlibat langsung dalam konflik Timur Tengah.
Ketegangan Regional dan Langkah ke Depan
Peluncuran roket ini menambah daftar panjang aksi provokatif Korea Utara, yang kerap menggunakan uji coba senjata untuk menegaskan posisinya di panggung global. Dengan hubungan yang semakin erat antara Pyongyang dan Moskow, serta spekulasi tentang kerja sama dengan Iran, dunia kini menanti langkah diplomasi untuk meredakan ketegangan.
Korea Selatan dan sekutunya, termasuk AS dan Jepang, diperkirakan akan memperkuat koordinasi militer untuk menghadapi potensi ancaman lebih lanjut. Sementara itu, komunitas internasional terus memantau situasi, berharap eskalasi dapat dicegah melalui dialog dan negosiasi.