JAKARTA – Perusahaan Umum (Perum) Bulog mencatat lonjakan signifikan dalam serapan gabah nasional setelah pergantian jajaran Dewan Pengawas dan Direktur Utama. Kenaikan tren serapan gabah ini terjadi usai perubahan kepemimpinan di Bulog pada 9 Februari 2025.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor, mengapresiasi kinerja direksi baru yang dinilai mampu meningkatkan efektivitas penyerapan gabah.
Sebelumnya diketahui, menteri BUMN, Erick Thohir, telah menunjuk Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas, menggantikan Arief Prasetyo Adi. Selain itu, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya ditunjuk sebagai Direktur Utama Bulog menggantikan Wahyu Suparyono.
“Berdasarkan data terbaru, serapan gabah yang sebelumnya fluktuatif dan sering berada di bawah target harian kini menunjukkan peningkatan drastis terutama setelah Wamentan Sudaryono mengisi Dewan Pengawas Bulog. Karena itu kami apresiasi,” ujar Yadi Sofyan Noor, Sabtu (15/2).
Sebelum pergantian kepemimpinan, rata-rata serapan gabah dalam periode 1-9 Februari hanya mencapai 2.850 ton per hari, jauh di bawah target harian 6.448,86 ton. Bahkan, pada 2 Februari, serapan berada di titik terendah dengan hanya 152,70 ton.
Namun, setelah pergantian pimpinan, serapan gabah langsung melonjak menjadi 8.858,17 ton pada 10 Februari, melampaui target yang ditetapkan.
Tren positif ini terus berlanjut dengan angka serapan harian 7.560,75 ton pada 11 Februari, 8.052,96 ton pada 12 Februari, dan 8.091,85 ton pada 13 Februari.
Menurut Yadi, perubahan kepemimpinan di Bulog membawa angin segar dalam tata kelola serapan gabah nasional. Keputusan strategis yang lebih cepat dan koordinasi yang lebih efektif dengan pemangku kepentingan mulai membuahkan hasil nyata.
“Pergantian kepemimpinan Bulog memberikan efek kejut yang positif. Dengan manajemen baru yang lebih responsif, serapan gabah meningkat signifikan dalam waktu singkat. Ini membuktikan bahwa koordinasi yang lebih baik dan kebijakan yang tegas bisa langsung berdampak bagi petani,” katanya.
Ia menambahkan, keputusan Presiden Prabowo Subianto dalam menata ulang kepemimpinan Bulog terbukti sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan kepemimpinan yang lebih tanggap dan proaktif, lonjakan serapan gabah memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan petani serta stabilitas harga pangan.
“Peningkatan serapan ini menunjukkan bahwa kebijakan yang tepat sasaran mampu memperbaiki kinerja sektor pangan dalam waktu singkat. Dengan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasokan dan harga, kebijakan ini diharapkan dapat terus memberikan manfaat jangka panjang bagi petani dan masyarakat luas,” pungkasnya.