PAPUA – Sudah empat bulan berlalu sejak Iptu Tomi Samuel Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, dilaporkan hilang di hutan Papua Barat. Hingga kini, keberadaannya masih menjadi misteri.
Untuk menemukannya, operasi pencarian besar-besaran kembali digelar melalui Operasi Alpha Bravo Moskona 2025, dengan melibatkan pasukan elite TNI Angkatan Laut, satuan intelijen, dan ratusan personel Brimob.
Misi Kemanusiaan di Tengah Hutan Belantara
Operasi ini dimulai pada 20 April 2025 dan direncanakan berlangsung hingga 3 Mei 2025. Sebanyak 274 personel dikerahkan, terbagi dalam lima satuan tugas:
- Satgas Pencarian/SAR
- Satgas Intelijen
- Satgas Tindak
- Satgas Humas
- Satgas Banops
“Sebanyak 274 personel dikerahkan dalam operasi ini, terbagi dalam lima satuan tugas utama di antaranya Satgas Pencarian/SAR, Satgas Intelijen, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops. Kita hadir bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk melindungi,” ujar Komandan Pasukan Pelopor Korbrimob, Brigjen Gatot Mangkurat Sabtu (19/4/2025).
Pencarian terhadap Iptu Tomi sudah dilakukan sejak 18–30 Desember 2024, lalu dilanjutkan tahap kedua pada 27 Januari–2 Februari 2025. Namun, kedua upaya tersebut belum membuahkan hasil. Kini, pada tahap ketiga, operasi melibatkan lintas satuan, termasuk TNI AL dan intelijen, untuk menyisir kawasan hutan belantara yang dikenal sebagai zona merah.
Negara Hadir untuk Iptu Tomi
Lebih dari sekadar operasi pencarian, Operasi Alpha Bravo Moskona 2025 menjadi simbol kehadiran negara bagi aparat yang hilang saat bertugas.
“Operasi Alpha Bravo Moskona bukan hanya tentang pencarian, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa negara hadir dan bertanggung jawab. Kita ingin menunjukkan bahwa Brimob bukan hanya pasukan bersenjata, tetapi juga pasukan yang memiliki hati nurani dan peduli terhadap masyarakat,” tegas Brigjen Gatot Mangkurat.
Meskipun mengusung misi kemanusiaan, kewaspadaan tinggi tetap diperlukan. “Pesan saya kepada seluruh personel yang terlibat dalam Operasi Moskona ini, semua satgas melaksanakan tugas dengan baik dan tetap waspada karena ini meskipun operasi kemanusiaan, kita melaksanakan tugas operasi di daerah Papua, sehingga kita tidak boleh lengah,” tambahnya.
Tantangan di Zona Merah Papua
Wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat, dikenal memiliki medan yang sulit, dengan vegetasi lebat, cuaca ekstrem, dan potensi konflik bersenjata. Iptu Tomi dilaporkan hilang saat menjalankan tugas memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Desember 2024.
Apel gelar pasukan pada 18 April 2025 di Lapangan Tokubetsu Keisatsutai, Manokwari, menjadi tanda resmi dimulainya operasi. Diharapkan, dengan keterlibatan pasukan elite TNI AL dan satuan intelijen, peluang untuk menemukan Iptu Tomi semakin besar.
Operasi ini bukan hanya ujian bagi tim SAR, tetapi juga bukti nyata komitmen negara untuk tidak meninggalkan satu pun aparatnya.
“Negara hadir untuk Iptu Tomi. Kami berdoa dan berusaha maksimal agar dia bisa kembali ke pelukan keluarga,” ujar salah satu anggota tim SAR yang enggan disebutkan namanya.