GUATEMALA — Letusan Gunung Fuego mengguncang wilayah Guatemala selama lebih dari satu hari penuh, memaksa ratusan penduduk untuk mengungsi demi keselamatan.
Gunung api Fuego di Guatemala mengalami letusan selama sekitar 30 jam yang menyemburkan abu tinggi sebelum akhirnya mereda.
Melansir Prensalibre, pihak berwenang Guatemala menetapkan status siaga oranye setelah letusan besar Gunung Fuego pada 5 Juni 2025.
Hal ini menyebabkan evakuasi lebih dari 500 orang di komunitas Chimaltenango serta penutupan jalan di Sacatepéquez dan Escuintla.
Dampak dari letusan tersebut sangat terasa, terutama akibat semburan abu vulkanik yang mencapai ketinggian hingga 5 kilometer di udara serta terbentuknya aliran lava di sekitar kawah.
Otoritas lokal segera mengambil langkah antisipatif dengan mengevakuasi lebih dari 500 warga dari zona berisiko tinggi di sekitar lereng Gunung Fuego.
Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Escuintla, Sacatepequez, dan Chimaltenango, yang berada di sekitar 18 kilometer dari pusat wisata bersejarah Antigua Guatemala.
Badan vulkanologi nasional INSIVUMEH mencatat peningkatan aktivitas sejak Rabu (4/6/2025) sore, dengan letusan yang berlangsung hingga Jumat (6/6/2025) siang.
“Letusan telah berakhir,” sebut pernyataan resmi dari INSIVUMEH, melansir Reuters, Sabtu (7/6/2025).
Pemerintah Guatemala pun segera menyiapkan posko pengungsian darurat untuk ratusan keluarga yang dievakuasi, termasuk anak-anak.
Mereka bermalam di tempat penampungan dengan kasur lapangan dan fasilitas dasar yang disediakan secara cepat oleh otoritas tanggap darurat.
Berdasarkan rekaman visual dari kamera pemantau, tidak lagi terlihat semburan lava maupun getaran tanah setelah Jumat siang.
Abu yang sebelumnya menebal di udara juga terpantau menipis, menandakan aktivitas vulkanik mulai stabil. Meski begitu, awan panas dan aliran lava sebelumnya sempat menciptakan kekhawatiran besar di masyarakat.
Gunung Fuego memang dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Amerika Tengah.
Namun, kali ini, tanggapan cepat dari otoritas melalui koordinasi lintas lembaga serta kedisiplinan warga dalam mengikuti evakuasi dinilai berhasil meminimalkan dampak bencana.
CONRED, badan nasional penanggulangan bencana Guatemala, memimpin proses evakuasi dan memastikan bahwa semua jalur komunikasi darurat berjalan dengan baik.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Guatemala sendiri berada di zona rawan bencana, yaitu Cincin Api Pasifik, dan memiliki sekitar 37 gunung api, meskipun sebagian besar tidak aktif.
Negara yang berukuran setara dengan Tennessee ini terus menjadi wilayah yang rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung api.***