JAKARTA – Masa depan Simone Inzaghi bersama Inter Milan kini diselimuti ketidakpastian menjelang keikutsertaan Nerazzurri di ajang Piala Dunia Antarklub 2025.
Klub asal Italia itu dijadwalkan menghadapi Monterrey, Urawa Reds, dan River Plate di Grup E pertengahan bulan ini, namun Inzaghi memberi sinyal bahwa dirinya belum tentu duduk di kursi pelatih saat turnamen tersebut dimulai.
Laporan dari Football Italia mengungkapkan bahwa Inzaghi kini sedang mempertimbangkan tawaran menggiurkan dari Al-Hilal, salah satu klub terkaya di Arab Saudi.
Spekulasi ini mencuat usai Inter Milan gagal menuntaskan ambisinya di Liga Champions Eropa, di mana mereka harus takluk dari Paris Saint-Germain pada laga final yang digelar di Allianz Arena, Minggu dini hari WIB.
Menurut sejumlah sumber, Inzaghi tengah dihadapkan pada tawaran fantastis senilai 30 juta Euro atau sekitar Rp555 miliar per musim dari Al-Hilal.
Jumlah ini jauh melampaui pendapatan yang ia terima di Inter dan diperkirakan menjadi alasan kuat di balik pertimbangannya untuk hengkang dari Giuseppe Meazza.
Rekor Buruk di Final Liga Champions
Kekalahan dari PSG menjadi pukulan telak bagi Inter Milan dan sang pelatih.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Inzaghi menolak untuk memberikan kepastian terkait masa depannya.
“Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Saya datang ke sini untuk berbicara sebagai tanda rasa hormat dan kesopanan setelah kekalahan yang sangat menyakitkan ini,” ujar Inzaghi, menunjukkan betapa emosional situasi yang tengah ia hadapi.
Pelatih berusia 48 tahun itu menambahkan bahwa kondisi emosional tim dan dirinya saat ini belum memungkinkan untuk membahas masa depan.
“Terlalu banyak kekecewaan saat ini untuk membicarakan masa depan, kami telah menjalani 58 pertandingan untuk sampai di sini sejak 13 Juli dan membicarakan masa depan untuk saat ini rasanya tidak tepat,” tambahnya.
Inter Milan sejatinya mencetak sejarah dengan mencapai final Liga Champions untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir.
Namun kegagalan meraih trofi membuat musim ini berakhir dengan catatan pahit. Harapan besar untuk mencetak treble winner buyar setelah Inter juga gagal di Coppa Italia dan Serie A.
Pada kompetisi domestik, Inter harus merelakan gelar Coppa Italia setelah ditaklukkan rival sekotanya, AC Milan, di babak semifinal.
Sementara dalam perburuan Scudetto, mereka hanya terpaut satu poin dari Napoli yang akhirnya keluar sebagai juara Serie A musim ini.
Meskipun demikian, Inzaghi tetap mengingatkan pentingnya ketegaran menghadapi kegagalan.
“Tim bangkit lebih kuat dari kekalahan, itu mungkin tampak seperti basa-basi, tetapi itu benar dan kami telah melakukannya di masa lalu dengan memenangkan Scudetto,” ucapnya, menunjukkan optimisme di tengah tekanan.
“Ada kekecewaan malam ini, tetapi kami harus tetap tegakkan kepala, mengetahui bahwa kami menghadapi tim yang pantas menang,” ujar Inzaghi mengakhiri pernyataannya.***