JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pesan penting kepada 1000 dai dan daiyah yang akan bertugas di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Juga kepada imam diaspora Indonesia di Jerman, Australia, dan Selandia Baru selama Ramadan 1446 H, dalam acara ‘Pembekalan dan Pelepasan Dai di Wilayah 3T dan Luar Negeri Tahun 2025’.
Menag mengingatkan para pendakwah agar tidak larut dalam pujian dan tetap terbuka terhadap kritik. “Orang yang puas dengan pujian sudah selesai, tetapi mereka yang terus dikritik akan berkembang.”
“Orang yang senang menerima kritik dan berterima kasih kepada yang mengkritiknya adalah orang besar.” “Tidurnya nyenyak, makannya enak, tidak ada dendam yang bermalam,” ujar Menag dalam sambutannya, Rabu (26/02/2025).
Pengiriman dai ini merupakan program tahunan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama sejak 2022.
Program ini bertujuan untuk memperkuat syiar Islam di daerah terpencil dan di luar negeri, khususnya selama bulan Ramadan.
Dakwah Bukan Ajang Popularitas
Menag juga menekankan bahwa berdakwah bukanlah ajang mencari popularitas. Ia mengingatkan agar para dai tetap menjaga ketulusan dan fokus pada tujuan utama, yakni menyebarkan nilai-nilai Islam dengan ikhlas.
“Jangan mencari popularitas di tempat tugas,” tambahnya dengan tegas.
Selain itu, Menag menyampaikan tiga pesan penting bagi para dai: menjaga wudu, mendoakan orang tua, dan memperbanyak ibadah sunnah.
Menurutnya, setiap tetes air wudu mampu menghapus dosa-dosa masa lalu, sehingga sangat penting untuk selalu dalam keadaan suci.
“Setiap tetes air wudu itu, bertengger sejumlah malaikat yang menghapus dosa-dosa,” ungkapnya.
Spiritualitas Ramadan: Doa dan Ibadah Sunnah
Lebih lanjut, Menag mengingatkan pentingnya mendoakan orang tua sebagai bentuk rasa syukur. Ia mengajak para dai untuk tidak melupakan jasa orang tua dalam perjalanan hidup mereka.
“Ananda semua, tolong doakan orang tua. Anda tidak akan menjadi seperti ini tanpa mereka.”
“(Jangan sampai) sibuk memimpin doa untuk orang lain, tetapi lupa mendoakan orang tua sendiri. Ziarahi makam ibu dan bapak. Cium, jangan hanya tangannya, tapi juga kakinya,” pesannya.
Ia juga menganjurkan para dai untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an, terutama surah Al-Kahfi, Yasin, Ar-Rahman, dan Al-Mulk, serta menjalankan salat sunnah, termasuk salat tasbih di tengah malam.
“Kurangi tidur. Ramadan adalah bulannya Allah. Mudah-mudahan kita tidak hanya membersihkan orang lain, tetapi juga dibersihkan dari karat-karat dosa masa lampau yang pernah kita lakukan,” tandasnya.***